ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID KALKULATOR

Keparnoan Akan Infeksi HIV ?

11-Apr-2025 | Sandy Jay

Terakhir dibaca 29-Apr-2025

Terakhir diedit 15-Apr-2025

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 1052 kali


...

Banyak pertanyaan-pertanyaan berulang yang ditanyakan kepada seseorang yang memiliki riwayat resiko tertular HIV, ketika sudah tes melewati masa jendela 3 bulan, bertanya apakah hasil tes mereka valid atau belum ?

Infeksi HIV sampai saat ini masih dianggap momok menakutkan, sebagai hukuman mati (karena kurangnya pemahaman kehidupan ODHIV diera modern saat ini dengan pengobatan ARV), stigma yang cukup tinggi. Ketika mereka pernah  melakukan aktivitas yang beresiko tertular HIV, seseorang secara sadar akan berpikir mereka kemungkinan sangat besar akan tertular HIV.

Sejatinya penularan HIV sangat susah dibanding IMS lainnya sekalipun itu dilakukan seks tanpa kondom atau PrEP/PEP dan pasangan seksual itu hidup dengan HIV dan belum melakukan pengobatan, karena dibutuhkan syarat yang itu semua harus terpenuhi yaitu :

  • Virus yang ada harus aktif ("hidup")
  • Jumlah yang cukup (> 1.000 kopi/mL) 
  • Yang bisa masuk kedalam tubuh orang tanpa HIV (melalui mukosa kelamin atau anus jika melakukan seks anal). 
  • Adanya perlukaan/akses yang cukup dalam sebagai jalan masuk HIV ke aliran darah (kasus ini mungkin terjadi sangat jarang, seperti transfusi darah yang memberikan akses langsung HIV ke aliran darah atau kontak dengan darah yang cukup banyak dan masuk melalui luka yang cukup dalam dan besar).

Jika syarat diatas tidak terpenuhi, maka penularan HIV tidak akan terjadi. Di era modern saat ini kita terbantu dengan penelitian yang cukup besar bahwa ODHIV yang melakukan pengobatan ARV dan jumlah virus di dalam darahnya sudah dibawah 200 kopi/mL secara efektif sudah tidak bisa menularkan secara seksual tanpa kondom atau PrEP/PEP.

Namun bagi seseorang yang sedang panik akan tertular HIV, informasi ODHIV sudah tidak bisa menularkan HIV secara seksual sekalipun tanpa kondom atau PrEP & PEP sering tidak dihiraukan atau bahkan disepelekan.

Lalu akan muncul pertanyaan, jika ODHIV virusnya dibawah 200 kopi/mL atau bahkan sudah tidak terdeteksi dan sudah tidak menularkan secara seksual apakah seks tanpa kondom atau PrEP & PEP  masih bisa menularkan ?

  • Secara pasti dan absolut ODHIV sudah 100% tidak bisa menularkan secara seksual sekalipun hubungan seks dilakukan tanpa kondom atau PrEP & PEP. Jadi sudah tidak ada kemungkinan akan terjadi penularan HIV jika pasangan ODHIV tersebut sudah pengobatan dan virusnya dibawah 200 kopi/mL atau bahkan tidak terdeteksi.

Muncul lagi pertanyaan, apakah seks menggunakan kondom saja atau bersamaan dengan PrEP/PEP atau hanya PrEP atau PEP termasuk seks beresiko? Apakah masih bisa tertular HIV ?

  • Kondom jika digunakan dengan benar dan tidak ada kerusakan seharusnya sangat efektif mencegah penularan HIV berkisar 90-95 persen, dan ditambah jika menggunakan pelumas dengan bukan berbahan dasar minyak, losion, vaseline atau mentega. Pelumas kondom yang direkomendasikan adalah berbahan dasar air atau silikon, walaupun beberapa jenis kondom sudah memiliki pelumas bawaan. (Seberapa efektif kondom dalam mencegah HIV ?)
  • PrEP (profilaksis pencegah HIV sebelum pajanan) juga sangat efektif mencegah penularan HIV hingga 99 persen untuk penggunaan secara harian/on daily, dan 86 persen untuk on demand jika semua itu sesuai resep. (Pencegahan HIV dengan PrEP ) link artikel tentang PrEP secara detail. 
  • PEP (profilaksis pencegah HIV setelah pajanan) juga efektif mencegah hingga lebih dari 80 persen, dan pengobatan PEP ini terdiri dari 3 regimen, dan efektivitas PEP diatas 80 persen bisa didapat jika diminum sesuai aturan dan tepat waktu selama 28 hari (Mengenal PEP).

Yang perlu diketahui, jika seseorang sudah menggunakan PrEP, sudah tidak perlu akses PEP, begitu juga sebaliknya. Namun jika seseorang aktif secara seksual, lebih disarankan menggunakan PrEP untuk mencegah HIV, karena selain PrEP lebih fleksibel yang bisa diminum secara daily/harian atau on demand. Jika seseorang melakukan seks menggunakan kondom atau PrEP/PEP secara bersamaan dan digunakan sesuai aturan atau dosis (PrEP atau PEP) itu sangat efektif mencegah HIV, dan sudah tidak perlu khawatir tertular HIV.

Muncul lagi pertanyaan yang sering berulang, hasil tes saya sekian bulan (yang mana sudah melewati masa jendela 3 bulan) apakah sudah valid ? atau perlu tes ulang di bulan ke-6, ke-9 atau 1-3 tahun kedepan ?

  • Misal jika sudah tes 4 bulan atau lebih dari resiko terakhir, tentu itu sudah melewati masa jendela 3 bulan, dan hasil tes tersebut sudah bisa dikatakan valid selama tidak ada resiko ulang. Masa jendela 3 bulan itu berlaku untuk tes dengan metode : ELISA, CMIA, ECLIA, ELFA, tes cepat/rapid dll, terlepas tes tersebut generasi 3 dan 4, dan bahkan masa jendela 3 bulan itu berlaku untuk tes cepat mandiri, selama penggunaan alat tes tersebut sesuai dengan petunjuk. Tes ulang setelah melewati masa jendela 3 bulan, misal tes dibulan ke-6, ke-9 atau 1 tahun atau lebih sudah tidak diperlukan. Jadi kesimpulannya, jika sudah mendapatkan hasil tes HIV negatif dan telah melewati masa jendela 3 bulan, sudah valid, dan akurat 100% dan tidak perlu tes ulang.
  • Jikapun ada seseorang yang mengaku atau memberikan informasi jika masa jendela tahunan atau baru positif setelah bertahun-tahun setelahnya mendapat hasil negatif setelah melewati masa jendela 3 bulan, sudah bisa dipastikan informasi itu tidak benar,atau seseorang itu ada resiko baru yang terlewatkan atau tidak diungkapkan secara terbuka.

Akan muncul lagi pertanyaan bagaimana dengan gejala yang saya alami padahal hasil tes sudah sekian bulan (yang mana sudah melewati masa jendela 3 bulan) ?

  • Diagnosa HIV hanya bisa melalui tes, bukan melalui gejala, sekalipun gejala yang dialami dianggap gejala HIV, dan gejala yang dirasakan sama seperti yang tertulis di internet, semua akan sia-sia saja jika mencocok-cocokkan gejala tersebut jika hasil tes sudah negatif dan melewati masa jendela 3 bulan. Gejala awal HIV hanya terjadi pada fase awal infeksi sekitar 2-4 minggu karena itu sebagai respon tubuh terhadap pantogen asing yang ada didalam tubuh termasuk HIV, justru gejala tersebut menjadi pertanda tubuh memproduksi antibodi untuk melawan HIV. Infeksi awal HIV sendiri tidak memiliki gejala yang spesifik dan memiliki kesamaan dengan infeksi lain, dan tidak jarang gejala awal HIV sering disebut "flu like symptoms" yang berarti gejala awal HIV sama saja seperti gejala flu, yang artinya gejala HIV sangatlah umum seperti gejala infeksi lain termasuk sering dianggap seperti gejala flu atau bahkan masuk angin. 

Bagaimana dengan saya yang sedang dalam masa jendela, namun gejala yang dialami sama seperti gejala HIV ?

  • Silahkan untuk menunggu masa jendela 3 bulan berakhir dan ketika hasil negatif tersebut didapat, hasil tes 100% bisa dipercaya, dan gejala yang dialami 100% pasti bukan karena HIV, dan bisa datang kelayanan kesehatan untuk mengobati gejala yang dialami.

Yang sering muncul juga pertanyaan, apakah oral seks,ciuman/french kiss akan tertular HIV ?

Kita akan bahas satu-persatu bagaimana resiko dari kedua aktivitas tersebut

  • Oral seks : seringkali informasi HIV bisa menular melalui oral seks tanpa kondom jika pasangan mengalami sariawan atau gusi berdarah (bagi pasangan pemberi rangsangan seksual terhadap kelamin pasangan penerima). Namun kembali lagi sampai saat ini belum ada kasus yang terdokumentasi valid seseorang hanya tertular HIV dari seks oral saja, tanpa seks penetrasi yang tidak aman. Bahkan WHO sendiri menganggap rute penularan HIV secara seksual hanya melalui seks penetrasi yang tidak aman (tanpa kondom atau PrEP/PEP) jika dilakukan dengan ODHIV yang jumlah virusnya diatas 1.000 kopi/mL. (Apakah oral seks dapat menularkan HIV ?) untuk penjelasan tentang oral seks secara detail. 
  • Ciuman/french kiss : Sama halnya dengan seks oral, ciuman/french kiss seringkali dianggap beresiko jika terjadi perlukaan pada organ mulut atau sariawan, namun sekali lagi belum ada kasus valid yang terdokumentasi, penularan HIV terjadi hanya karena melakukan french kiss saja. Dan air liur bukan cairan tubuh yang bisa untuk menularkan HIV kepasangan negatif karena air liur mengandung enzim yang membuat HIV tidak efektif untuk menginfeksi. 
  • Jika seseorang mengaku tertular hanya dari oral seks saja tanpa seks penetrasi yang tidak aman, sudah dipastikan ada seks penetrasi yang tidak diungkapkan.

Jadi jika WHO hanya menganggap penularan HIV secara seksual hanya melalui seks penetrasi tanpa kondom atau PrEP/PEP dengan ODHIV yang jumlah virusnya diatas 1.000 kopi/mL tentu akan sangat mudah dipahami atau dimengerti jika aktivitas seksual yang tidak melibatkan penetrasi seperti oral seks sekalipun ada sariawan atau gusi berdarah, french kiss/ciuman bibir sekalipun juga ada gusi berdarah atau sariawan, masturbasi, gesek-gesek/petting, menjilat anus/rimming, menjilat vagina, menghisap payudara/nyusu/nete (sesama orang dewasa) tidak akan terjadi penularan HIV, dan tidak perlu ada kekhawatiran penularan HIV.

"Secara seksual, jika tidak melakukan seks penetrasi tanpa kondom atau PrEP/PEP dengan pasangan yang tidak diketahui status HIV-nya, tidak beresiko, apapun jenis seks tanpa penetrasi yang dilakukan beserta skenarionya"

Artikel dari
Informasi dasar

Puasa Untuk Orang Dengan HIV


29-Feb-2024 | Aan Rianto

ODHIV Dan Vaksin Covid-19


01-Sep-2023 | Aan Rianto

ARV Bukanlah Vitamin


03-Sep-2023 | Aan Rianto

Doa , Pengobatan Medis Dan Kesembuhan


21-Oct-2024 | Rizza Rezaly