Viral Load Dan CD4 Mana Yang Lebih Penting?
Terakhir diperbaharui 10-Apr-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 425 kali
#faith2endaidsSebelum mulai membahas mana yang lebih penting antara Viral Load dan CD4, sebaiknya kita mengetahui apa itu viral load dan CD4.
Viral load adalah jumlah HIV dalam partikel darah. Viral load yang tinggi menunjukkan bahwa HIV memiliki potensi untuk merusak CD4 lebih cepat. CD4 menunjukkan kondisi sistem imun tubuh. Semakin tinggi angka CD4 akan semakin baik tubuh melawan infeksi yang menyerang tubuh, sebaliknya semakin kecil viral load akan semakin baik. Viral load yang tersupresi berarti bahwa jumlah HIV yang ada tidak cukup untuk dapat melakukan penularan keorang lain dan juga tidak akan merusak CD4 lebih lanjut sehingga produksi CD4 sehat tidak akan terganggu atau dirusak oleh viral load HIV.
- Minum ARV sesuai dosis adalah kunci utama untuk mencapai viral load tersupresi sehingga tubuh juga dapat memproduksi CD4 yang sehat lebih banyak. Orang sehat tanpa HIV memiliki CD4 antara 500sel/mm3 - 1600sel/mm3.
- CD4 menjaga kesehatan tubuh dengan melawan berbagai infeksi dan penyakit. Semakin kecil CD4 semakin sulit tubuh melakukan perlawanan terhadap infeksi dan penyakit sehingga juga lebih mudah sakit.
- Tujuan utama pengobatan HIV dengan ARV adalah mencapai viral load tidak terdeteksi sehingga selain tubuh tetap sehat melawan infeksi juga tidak lagi dapat menularkan HIV ke orang lain.
- Viral load tidak terdeteksi bukan berarti tidak ada lagi HIV dalam tubuh. Pemeriksaan dengan hasil tidak terdeteksi berarti jumlah viral load HIV tidak dapat dideteksi oleh alat pemeriksa karena terlalu sedikit. Perlu diketahui bahwa masih ada sebagian kecil viral load yang bersembunyi dalam sel kantung yang tidak terjangkau oleh ARV. Saat pengobatan ARV dihentikan maka viral load HIV dalam sel kantung ini akan keluar kembali keperedaran darah dan kembali menggandakan diri dan menyerang sel CD4 sehat lainnya. Jadi sekalipun hasil tes viral load menunjukkan tidak terdeteksi dan sudah tidak lagi dapat menularkan HIV, pengobatan ARV tetap harus dijalankan.
- Minum ARV sesuai dosis selain dapat mengurangi resiko penularan juga dapat membuat tubuh lebih sehat karena sistem imunitas tubuh akan tetap mampu menjaga tubuh dari serangan infeksi dan penyakit lainnya.
Lalu apakah saat sudah melakukan pengobatan ARV dengan hasil viral load tidak terdeteksi maka pemeriksaan CD4 dianggap tidak perlu lagi dilakukan? Ada banyak kasus AHD (Advanced HIV Disease) atau HIV stadium lanjut yang dahulu disebut AIDS dimana pasien dengan status HIV positif dengan viral load tidak terdeteksi ternyata memiliki CD4 rendah <200 sel/mm3. Hal ini tentunya akan mempertinggi adanya infeksi oportunistik karena sistem kekebalan tubuh terlalu rendah untuk dapat melakukan perlawanan infeksi. Seringkali kondisi CD4 rendah ini diketahui saat pasien dengan status HIV positif tersebut mengalami TBC aktif, cryptococcus meningytis atau munculnya kembali beberapa infeksi yang sebelumnya bersifat laten, termasuk herpes dan kondiloma. Infeksi diatas akan bersifat laten dan tidak menyebabkan sakit (dan tidak menularkan) saat kondisi imunitas tubuh dalam kondisi baik. Infeksi diatas akan kembali menjadi aktif, menyebabkan kesakitan dan kembali menularkan saat kondisi imunitas tubuh menurun.
Hal ini seharusnya dapat diantisipasi dengan pemberian pencegahan antibiotik cotrimoxazole saat pemeriksaan CD4 dilakukan secara berkala dan diketahui kondisi nya <200 sel/mm3 atau dalam pemeriksaan berkala diketahui ada tren penurunan angka CD4. Pemberian TPT (terapi pencegahan tbc) untuk pencegahan TBC juga penting dilakukan. Pada kebanyakan kasus AHD pasien tidak mendapatkan pencegahan TPT dan tidak melakukan pemeriksaan CD4 secara rutin dan tidak mendapatkan antibiotik pencegahan cotrimoxazole karena berpikir viral loadnya tidak terdeteksi.
Lalu apa penyebab rendahnya CD4 pada orang dengan HIV yang sudah menjalankan terapi ARV dan mencapai viral load tidak terdeteksi?
Sekalipun salah satu tujuan utama pengobatan ARV adalah viral load tidak terdeteksi, rendahnya angka CD4 seringkali bukanlah hal yang dianggap kegagalan pengobatan HIV. Terapi pengobatan ARV dianggap berhasil apabila viral load dapat ditekan hingga tidak terdeteksi atau CD4 mengalami kenaikan dari awal pengobatan.
Lalu apa penyebab kenaikan CD4 tidak sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan tidak ada kenaikan sama sekali?
Beberapa infeksi seringkali tidak diketahui sehingga tidak mendapatkan penanganan dan pengobatan, termasuk hepatitis, kanker, tumor atau infeksi lainnya. Orang-orang dengan HIV yang mengetahui status HIVnya dan memulai pengobatan ARV pada kondisi sudah buruk dan CD4 terlalu rendah biasanya akan memiliki kemajuan peningkatan CD4 yang juga lebih lambat dibandingkan orang yang mengetahui status HIV-nya dan memulai terapi ARV lebih dini.
Pada umumnya saat seseorang memulai terapi ARV maka CD4nya kan mengalami peningkatan.
Dalam salah satu penelitian kohort (2004-2014) ditemukan fakta bahwa rasio CD4/CD8 dibawah 0.3 saat sudah menjalani terapi ARV 2 tahun menunjukkan adanya indikasi atau perkiraan terjadinya penyakit serius yang bukan berkaitan dengan infeksi oportunistik. Para ahli menemukan adanya kemungkinan penyakit yang berkaitan dengan jantung, kanker (paru-paru ataupun anal) yang tidak berkaitan dengan kondisi AIDS dan juga resiko kematian yang lebih tinggi dalam 5 tahun. Bahkan rasio atau perbandingan CD4/CD8 yang rendah pada orang dengan CD4 diatas 500 juga diperkirakan akan mengalami infeksi/penyakit serius yang tidak berkaitan dengan AIDS.
Perkiraan ini menunjukkan bahwa jumlah sel CD8 yang lebih tinggi daripada sel CD4 (dianggap sebagai aktivasi imun) yang menyebabkan hal ini terjadi. Sel memori CD8 menjadi kurang merespon terhadap antigen termasuk adanya virus atau kanker.
Melakukan pemeriksaan CD4 secara rutin dapat membuat kita mengantisipasi terhadap berbagai kemungkinan yang akan timbul, bahkan melakukan prioritas skrining kanker saat rasio CD4/CD8 rendah. Angka rasio normal CD4/CD8 adalah 1-3.
Saat rasio <1 berarti ada lebih dari sel CD8 pada setiap sel CD4 dalam satu milimeter sampel darah yang diperiksa. Pada kasus AHD saat CD4<200, rata-rata rasio CD4/CD8 bisa kurang dari 0.3.