IMS Tidak Mempertinggi Resiko Penularan HIV Saat Undetectable
Terakhir diperbaharui 22-Feb-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 100 kali
#faith2endaidsSekalipun HV dan IMS (Infeksi Menular Seksual) ditularkan dengan cara yang sama, salah satunya melalui aktifitas seksual yang dilakukan tanpa kondom. Dan resiko terinfeksi HIV juga dipertinggi saat adanya IMS dalam beberapa penelitian besar ternyata adanya IMS tidak mempengaruhi resiko penularan HIV saat pasangan yang positif HIV memiliki viral load tersupresi (atau tidak terdeteksi).
Walaupun penelitian juga menunjukkan bahwa viral load pada darah, semen dan cairan rektal (anus) lebih tinggi pada orang dengan IMS terutama saat belum memulai pengobatan. Saat mereka memulai terapi ARV maka viral load juga akan segera turun hingga tersupresi atau tidak terdeteksi.
Dalam penelitian yang dilakukan, jumlah viral load HIV dalam darah orang yang mengidap IMS ditemukan empat kali lebih tinggi daripada yang tidak mengidap IMS. Di cairan rektal ditemukan viral load HIV delapan kali lebih banyak daripada orang yang tidak mengidap IMS. Yang paling menyolok adalah fakta ditemukannya jumlah viral load HIV sebanyak 77 kali dalam semen pada orang yang terinfeksi IMS. Seperti diketahui jumlah viral load berperan sangat besar untuk terjadinya penularan HIV baru. Peninjauan dua tahun setelah memulai pengobatan ARV menunjukkan kurang dari 3 orang dari 106 responden positif HIV yang masih memiliki viral load terdeteksi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdeteksinya viral load HIV bukan karena adanya IMS tetapi karena disebabkan oleh kepatuhan ARV yang kurang bagus yang mungkin juga disebabkan depresi dan juga adanya infeksi IMS serta indikasi resistensi ARV pada 1 responden.
Penelitian ini juga bukan satu-satunya yang meneliti apakah adanya IMS memicu terdeteksinya viral load HIV pada orang yang sudah memulai pengobatan ARV. Atau apakah dengan tidak terdeteksinya viral load HIV dalam darah juga berarti tidak terdeteksinya viral load pada cairan semen dan sekresi anus.
Ternyata hal ini tidak membuat perbedaan bahwa saat viral load HIV dalam darah tidak terdeteksi maka HIV tidak lagi dapat ditularkan secara seksual, sekalipun dalam cairan semen masih terdapat viral load HIV yang dapat dideteksi.