ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID

Bagaimana HIV Ditularkan?

10-Jan-2025 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 13-Jan-2025

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 134 kali

#StigmaDiskriminasi #UndetectableUntransmittable #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #equals_id #UequalsU #pencegahanHIV #HIVBukanAib #HidupDenganHIV

...

Pada umumnya sebagian besar kasus infeksi HIV terjadi melalui aktifitas anal ataupun seks dengan orang yang hidup dengan HIV dengan Viral load tinggi dan dilakukan tanpa pengaman kondom ataupun PrEP. Kemudian HIV juga dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Penularan HIV dari ibu ke anak seharusnya sangat mudah dicegah mengingat resiko persentase yang cukup kecil saat perempuan hamil yang positif HIV sudah menjalani pengobatan ARV.
HIV hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh tertentu dan bukan semua cairan tubuh dapat menularkan HIV. Keringat,  air liur, air kecil dan besar bukan media penularan HIV.

Cairan-cairan ini harus bersentuhan dengan selaput lendir atau jaringan yang rusak atau disuntikkan langsung ke dalam aliran darah (dari jarum atau alat suntik) agar penularan terjadi. Terdapat selaput lendir di dalam rektum, vagina, penis, dan mulut.

Anal Seks.
1. Resiko terinfeksi HIV cukup tinggi pada pasangan manapun baik bottom ataupun top
2. Posisi bottom memiliki resiko lebih tinggi terinfeksi HIV dibandingkan posisi top.
3. HIV dapat masuk ketubuh melalui dinding anus, ujung penis (urethra), kulit penis maupun melalui perlukaan atau peradangan dipermukaan penis

Vaginal Seks.
1. Resiko terinfeksi HIV sama pada pihak perempuan ataupun laki-laki.
2. HIV dapat masuk menginfeksi melalui jaringan dinding vagina dan rahim.
3. Cairan vagina dan darah dapat masuk melalui ujung penis, kulit penis dan perlukaan yang terjadi dipermukaan penis.

Penularan melalui proses kehamilan.
1. HIV dapat ditularkan selama kehamilan, persalinan dan menyusi/pemberian ASI.

Dengan pengobatan ARV, maka resiko penularan dapat berkurang secara signifikan.

Selain cara diatas ada beberapa persepsi yang dianggap sebagai resiko tetapi pada kenyataannya bukanlah suatu resiko, atau resikonya bisa dikesampingkan.
1. Tertusuk jarum suntik, walaupun secara teori tertusuk jarum suntik tanpa sengaja dapat mengakibatkan infeksi HIV, tetapi sejak 2018 tidak ditemukan kasus infeksi baru HIV karena kejadian ini. Sementara kasus kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik di Amerika tercatat 58 kasus hingga 2013 dan hanya ada 1 kasus terkonfirmasi positif. Di Inggris sendiri tidak tercatat ada kasus tertusuk jarum suntik dari kecelakaan medis selama 20 tahun terakhir. Antara tahun 2013-2024 dari 1478 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan paparan dengan darah yang mengandung HIV di Inggris tidak satupun terkonfirmasi positif HIV walaupun hanya 3/4 yang menggunakan PEP. Bahkan PEP tidak lagi direkomendasikan untuk penanganan kecelakaan kerja ini karena semakin meluasnya penggunaan ARV. Referensi

2. Body art (tato dan tindik), sekalipun secara teori seseorang dapat tertular HIV melalui proses pembuatan tato dan tindik, hingga saat ini belum ada kasus yang ditemukan.

3. Oral seks, sekalipun aktifitas ini dianggap memiliki resiko penularan HIV karena merupakan salah satu kegiatan seksual yang dilakukan tanpa menggunakan kondom, menurut penelitian Irving 2016 resikonya sangat kecil dan dapat dikesampingkan (negligible) dan dianggap bukan aktivitas yang menjadi cara utama penularan HIV.

CDC juga menilai resiko oral seks memiliki resiko yang sangat kecil hingga tidak beresiko.

Bagaimana syarat penularan HIV:
Sekalipun dalam kondisi tertentu HIV dapat hidup diluar tubuh selama 6 hari, tetapi resiko penularan bisa sangat rendah ataupun nihil. Hal ini dapat terjadi karena untuk dapat terjadi penularan baru maka harus memenuhi semua syarat berikut:
1. Harus ada cairan tubuh yang mengandung HIV dalam jumlah cukup besar. HIV dapat hidupd dan berada dalam cairan ejakulasi, darah, cairan vagina dan anus juga air susu ibu. HIV tidak dapat hidup dalam cairan yang mengandung garam ataupun asam seperti urin dan keringat.

2. Harus ada jalan masuk ketubuh. Cara termudah masuk ketubuh adalah melalui seks vaginal, anal seks dan penggunaan jarum suntik  bergantian. Penularan melalui kecelakaan kerja karena tertusuk jarum suntik dan dari ibu keanak selama kehamilan cukup jarang.

3. Harus ada jalan masuk ketubuh untuk menginfeksi sel. HIV tidak dapat menginfeksi melalui kulit yang utuh. Untuk dapat terjadi penularan perlu ada perlukaan yang cukup dalam dijaringan kulit. Luka baret dan lecet tidak cukup dalam untuk dapat terjadi penularan HIV.

4. Jumlah HIV dalam cairan yang akan menginfeksi harus mencukupi. Menurut WHO jumlah HIV yang dianggap dapat menginfeksi apabila jumlahnya lebih dari 1000 cpm.

Keempat syarat diatas harus terpenuhi untuk dapat terjadi penularan. selain itu tidak akan dapat terjadi penularan HIV

 

Artikel dari
Informasi dasar

HIV Ada Obatnya


30-Aug-2023 | Aan Rianto

Takut HIV?


11-Sep-2023 | Aan Rianto

HIV Bukan Penyakit.


12-Sep-2023 | Aan Rianto

Doxy-PEP Dan Literasinya


06-Jun-2024 | Aan Rianto

Bagaimana Menjaga Kepatuhan Minum ARV?


21-Jan-2024 | Aan Rianto

Apakah Oral Seks Dapat Menularkan HIV?


02-Sep-2023 | Aan Rianto

Adakah Herbal Penyembuh HIV?


11-Sep-2023 | Aan Rianto