BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Blip Viral Load

01-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 16-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 174 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Blip adalah lonjakan viral load dari yang semula tidak terdeteksi menjadi  kembali terdeteksi, yang dalam pemeriksaan viral load selanjutnya akan kembali tidak terdeteksi. Rata-rata lonjakan blip ditemukan <200 kopi/mL, dan kita sudah paham bahwa viral load <200 kopi/mL sudah tidak lagi dapat menularkan HIV, sehingga saat terjadi blip ini tidak perlu dikuatirkan, kecuali memang saat pemeriksaan viral load berikutnya angka semakin tinggi. 

Blip dapat muncul dalam rentang viral load 50-1000 kopi/mL dan biasanya akan turun kembali menjadi undetectable dengan kepatuhan ARV yang bagus, kecuali apabila memang ada resiko terjadi resistensi obat. Blip tidak perlu dianggap sebagai kegagalan terapi atau dianggap sebagai kekuatiran menularkan karena blip adalah hal yang wajar terjadi. Blip biasanya muncul pada saat kepatuhan ARV berubah (tidak tepat waktu ataupun dosis) atau ada infeksi lain, dan blip juga akan sering muncul pada orang-orang yang memulai terapi ARV dalam stadium lanjut.

Bagaimana terjadinya blip dapat dijelaskan?

Sekalipun terjadinya blip masih belum diketahui secara tepat, penggambaran bagaimana terjadinya dapat disederhanakan sebagai berikut : Saat HIV menginfeksi maka beberapa HIV akan masuk melalui peredaran darah ke organ tubuh tertentu dan membentuk reservoir cell (sel kantung). Saat memulai terapi ARV maka sel kantung ini akan bersifat laten dan tidak dapat menggandakan HIV lebih lanjut. HIV yang berada dalam darah akan dicegah merusak CD4 sehat oleh ARV. Sehingga jumlah viral load dalam darah akan terus berkurang sampai tidak terdeteksi, berbeda dengan HIV dalam sel kantung yang tidak dapat dijangkau oleh ARV akan tetap ada dalam jumlah yang sama. 

Saat ada perubahan jam minum ARV atau sering terlambat maka sel kantung yang tadinya dilindungi oleh ARV akan "terbuka' dan HIV akan kembali aktif masuk dalam peredaran darah sehingga saat pemeriksaan viral load akan kembali terbaca terdeteksi. Apabila kepatuhan minum ARV tetap bagus maka angka viral load akan kembali tidak terdeteksi.

Jumlah dan besaran sel kantung yang berisi HIV latent ini akan berpengaruh pada seberapa sering munculnya blip. Adanya infeksi influenza juga seringkali memungkinkan munculnya blip.

Blip tidak perlu dikuatirkan akan berpengaruh pada resiko penularan HIV, tetapi blip perlu diwaspadai apabila dalam pemeriksaan viral load berikutnya diatas 1000 kopi/mL.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Informasi dasar

Salah Kaprah Bahwa HIV Belum Ada Obatnya


10-Sep-2023 | Aan Rianto

Apakah HIV Dapat Ditekan Dengan Nutrisi?


12-Sep-2023 | Aan Rianto

IMS - Sipilis


13-Feb-2024 | Aan Rianto