ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID

Saya Mengalami Banyak Gejala HIV, Apa Yang Terjadi?

08-Apr-2024 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 14-Jun-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 1874 kali

#faith2endaids

...

Pada umumnya orang yang didiagnosa dengan status HIV positif mengalami resiko depresi hingga 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak hidup dengan HIV. Ada banyak faktor penyebab depresi pada orang yang didiagnosa HIV positif, termasuk banyaknya kekuatiran akan berbagai aspek kehidupan : kekuatiran akan kesehatan jangka panjang, keterbatasan akses kesehatan, kurangnya dukungan dari keluarga atau lingkungan terdekat, kekuatiran akan pekerjaan dan karir, kecemasan menjadi sakit, beban harus minum obat setiap hari, ketakutan adanya perlakuan yang tidak menyenangkan dan banyak hal lain. Selain itu ada beberapa jenis ARV yang juga mempengaruhi kondisi mood dan kualitas tidur yang tanpa disadari juga mempengaruhi tingkat depresi pada orang yang hidup dengan HIV.

Disisi lain ada banyak orang-orang yang setelah tes HIV dinyatakan negatif (tidak terinfeksi HIV) tetapi memiliki banyak kekuatiran terkait HIV dan menyebabkan depresi hingga menimbulkan banyak gejala psikosomatis. Mereka yang baru pertama kali melakukan perilaku berisiko tertular HIV seringkali mengalami gejala-gejala berikut yang kemudian disangkut pautkan dengan gejala HIV :
1. Gangguan konsentrasi
2. Perasaan bersalah berlebihan dan selalu berpikir pasti terinfeksi HIV
3. Ketidak berdayaan dan keputus asa-an menghadapi tantangan hidup
4. Gangguan tidur, pemikiran untuk bunuh diri
5. Perubahan selera makan yang berakibat pada penurunan berat badan dan juga gangguan asam lambung (biasanya juga akan diikuti dengan sariawan yang sering disalah sangka dengan jamur mulut) 
6. Kelelahan
7. Munculnya gejala-gejala infeksi jamur atau ruam karena menjadi kurang memperhatikan aspek kebersihan diri.

Apa yang membuat gejala-gejala HIV tadi muncul?

Informasi negatif terkait HIV.
Hingga saat ini masih banyak edukasi dan informasi terkait HIV yang disampaikan dengan cara menakut-nakuti termasuk dengan melebihkan cara penularan HIV dan juga dengan terus menerus mengatakan HIV sebagai akibat dari perilaku seks bebas. Tujuannya adalah agar orang tidak melakukan seks bebas (HIV ditularkan melalui seks berisiko bukan melalui seks bebas). Jadi orang yang karena ingin tahu mencoba melakukan hubungan seks diluar nikah maka pasti akan terinfeksi HIV sebagai akibatnya.


HIV dikaitkan dengan kondisi moralitas.
Selain dijadikan "hukuman" karena melakukan seks bebas, HIV akan selalu dikaitkan dengan issue moralitas dan agama. Orang yang terinfeksi HIV akan otomatis dianggap memiliki moralitas yang tidak baik. Hal ini membuat orang tidak mau atau enggan melakukan tes HIV, dan kemudian memutuskan melakukan tes HIV mandiri tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan dengan hasil yang didapat.

HIV mudah ditularkan.
Masih banyak orang bahkan petugas kesehatan yang berpikir dan juga memberikan edukasi bahwa HIV sangat mudah ditularkan melalui aktifitas seks bebas. Mereka akan selalu mengatakan seks yang dilakukan diluar nikah pasti berisiko terinfeksi HIV. Hal ini kemudian membuat banyak orang tidak mempercayai hasil tes negatif mereka karena beranggapan bahwa mereka seharusnya tertular (positif) HIV.

Setiap perilaku menyimpang pasti terinfeksi HIV.
Ajaran yang menganggap bahwa komunitas yang selalu dianggap buruk secara moralitas (pekerja seks, LGBT) pasti hidup dengan HIV. Jadi saat melakukan kontak seksual maka otomatis pasti akan tertular HIV.

Dengan adanya stigma terhadap HIV dan orang yang hidup dengan HIV diatas, maka setiap orang yang hidup dengan HIV akan selalu dianggap sebagai sumber penularan utama HIV. Faktanya saat orang yang hidup dengan HIV menjaga viral load-nya tersupresi mereka sudah tidak lagi dapat menularkan HIV secara seksual sekalipun melakukan seks tanpa kondom.
Setiap aktifitas seksual yang dilakukan diluar hubungan pernikahan pasti akan terinfeksi HIV. Faktanya tidak semua orang dari komunitas yang dianggap buruk diatas hidup dengan atau tertular HIV. Banyak dari mereka memiliki pemahaman terkait penularan HIV yang lebih baik, dan apabila positif mereka juga sudsah tau apa yang harus dilakukan untuk melindungi kesehatannya dan bagaimana agar tidak menularkan ke orang lain.
Jadi saat ada perilaku seksual diluar pernikahan maka orang yang kurang memiliki pemahaman yang baik akan berpikir bahwa mereka pasti akan terinfeksi HIV. Anggapan ini kemudian diperburuk dengan edukasi mengenai masa jendela HIV yang baru dapat dideteksi setelah bertahun-tahun. 

Orang yang melakukan hubungan seks diluar pernikahannya akan merasakan ketakutan yang teramat sangat, diperburuk juga dengan nilai-nilai agama yang dianutnya yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah dosa yang sangat besar. Sekalipun tes HIV berkali-kali menunjukkan hasil negatif, mereka tetap akan sulit untuk percaya bahwa mereka tidak terinfeksi HIV.
Semua gejala atau perubahan yang dialami tubuhnya (bahkan bintik karena digigit seranggapun) akan langsung dikaitkan dengan gejala HIV. Mereka akan sulit menerima informasi bahwa mereka tidak perlu kuatir berlebihan, apalagi saat syarat penularan HIV juga belum tentu terpenuhi. Bahwa HIV tidak mudah ditularkan, bahwa orang yang terinfeksi HIV-pun dapat tidak lagi dapat menularkan. Yang mereka tahu, mereka pasti akan terinfeksi HIV dan semua pemeriksaan yang dilakukan tidak valid.
Fakta bahwa semua pemeriksaan HIV setelah 3 bulan dari kemungkinan paparan resiko adalah valid tetap akan sulit dipercaya karena adanya informasi yang mengatakan tes HIV baru akan terdeteksi setelah bertahun -tahun dan informasi ini didengar dari tenaga kesehatan.

 

***Dirangkum dari banyak sumber juga postingan komunitas HIV di social media

Artikel dari
Informasi dasar

Apakah Anal Seks Menyebabkan HIV?


12-Sep-2023 | Aan Rianto

Mengenal Doxy-PEP


09-Mar-2024 | Aan Rianto

Doa , Pengobatan Medis Dan Kesembuhan


21-Oct-2024 | Rizza Rezaly

Puasa Untuk Orang Dengan HIV


29-Feb-2024 | Aan Rianto

Apakah Saya Mengalami Gejala HIV?


12-Sep-2023 | Aan Rianto

Lupakan Hidup Dengan HIV


30-Aug-2023 | Aan Rianto