BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Saya Hidup Dengan HIV, Dapatkah Melakukan Seks Tanpa Kondom?

31-Mar-2024 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 31-Mar-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 304 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Pertanyaan yang sering diajukan baik oleh orang yang hidup dengan HIV ataupun orang yang memiliki pasangan yang hidup dengan HIV dan kekuatiran yang selalu muncul: "apakah dapat melakukan seks tanpa kondom dengan aman?"

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan untuk tidak menggunakan kondom : resiko penularan HIV dan IMS lain, kehamilan yang tidak diinginkan dan juga hukum yang (mungkin) berlaku.

Saat viral load orang yang hidup dengan HIV tidak terdeteksi selama setidaknya 6 bulan, maka HIV tidak lagi dapat ditularkan melalui aktifitas seksual. Ini juga berarti bahwa melakukan aktifitas seks tanpa kondom tidak dapat menularkan HIV kepasangan.
Untuk saat ini viral load kurang dari 1000 cpm (tersupresi) juga sudah memperkecil resiko penularan HIV dan saat viral load kurang dari 200 cpm maka resiko penularan menjadi NOL persen.
https://www.who.int/news/item/23-07-2023-new-who-guidance-on-hiv-viral-suppression-and-scientific-updates-released-at-ias-2023

Hal ini juga menunjukkan lebih lanjut bahwa orang dengan HIV yang menjalani terapi ARV dan menjaga viral loadnya tersupresi bukanlah merupakan resiko penularan HIV. Disisi lain orang seperti ini merupakan orang yang paling aman dan tidak dapat menularkan HIV, mereka tahu status HIV-nya, menjalani pengobatan ARV dan menjaga viral loadnya tersupresi.
Kondom dan PrEP tidak diperlukan untuk pencegahan penularan HIV, tetapi kondom tetap diperlukan untuk mencegah penularan IMS lain (apabila ada) dan juga kehamilan yang tidak diinginkan.

Lalu apa yang harus saya lakukan apabila pasangan saya hidup dengan HIV?
Bantu untuk mendukung agar pengobatannya tidak terputus dan tetap diminum diwaktu yang sama. Hal ini juga akan melindungi pasangan agar tidak terinfeksi HIV sekslipun tidak mengkonsumsi PrEP atau menggunakan kondom. Selama orang dengan HIV tetap menjalani pengobatan ARV dan menjaga viral loadnya tersupresi maka dia tidak akan bisa menularkan secara seksual.

Bagaimana apabila viral loadnya masih tinggi?
Sarankan untuk melakukan evaluasi mandiri terkait kepatuhan minum ARV dan apabila tetap tinggi maka segera konsultasikan ke dokter untuk perubahan jenis ARV yang harus diminum. Gunakan kondom (dan) atau PrEP sampai viral loadnya kemballi tidak terdeteksi.

Bagaimana dengan Blips?
Blips dapat saja terjadi karena beberapa sebab, termasuk saat ada infeksi lain seperti flu atrau lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa blips (terdeteksinya kembali viral load setelah sebelumnya tidak terdeteksi) terjadi karena munculnya kembali HIV dari sel kantung ke peredaran darah dan bukan merupakan hal yang perlu dikuatirkan atau dikaitkan dengan replikasi kembali materi genetik HIV. Blips juga dapat terjadi saat ada perubahan jadwal minum ARV yang tidak teratur dan akan kembali tidak terdeteksi saat kepatuhan minum ARV kembali sesuai aturan. Yang perlu diperhatikan adalah saat pemeriksaan VL berikutnya setelah blips nilainya semakin tinggi. Ini bisa menjadi indikasi adanya resistensi, segera konsultasikan dengan dokter untuk kemungkinan penggantian jenis ARV.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Informasi dasar

Benarkah HIV Tidur?


04-Jan-2024 | Aan Rianto

Menyusui Pada Perempuan Dengan HIV


07-Jan-2024 | Aan Rianto

Salah Kaprah Bahwa HIV Belum Ada Obatnya


10-Sep-2023 | Aan Rianto