Baru tahu status HIV? Lalu apa yang harus dilakukan? 

Merasa dunia seakan runtuh, hancur berantakan, ketakutan akan bayangan kematian dan penularan ke orang tersayang, ketakutan akan dikucilkan.....semua seolah bercampur aduk tanpa tau apa dan bagaimana mengurai segala permasalahan diatas.
Perasaan dan ketakutan diatas sangatlah wajar dialami bahkan disaat banyak orang mengatakan bahwa edukasi HIV sudah cukup banyak dilakukan melalui media sosial. Pertanyaannya jenis informasi apa yang selama ini dibagikan dan dibaca banyak orang? Apakah informasi yang positif memberikan informasi jelas dan tidak menimbulkan ketakutan bagi pembacanya, ataukah justru lebih banyak informasi negatif yang menimbulkanbanyak kecemasan dan ketakutan bagi pembacanya. Apalagi dengan tambahan yang selalu diulang bahwa HIV adalah penyakit yang tidak ada obatnya dan tidak dapat disembuhkan. Bahwa HIV adalah "bonus" orang-orang yang melakukan seks bebas. 

Pikirkan lagi bahwa ada banyak orang dengan HIV (ODHIV) diluaran yang selama ini tidak kita ketahui karena kita selama ini selalu berpikir bahwa orang dengan HIV PASTI akan berakhir AIDS.
HIV saat ini sudah bukan lagi merupakan vonis mati karena dengan penanganan pengobatan (terapi ARV) dan pola hidup yang lebih sehat, orang dengan HIV dapat memiliki kualitas kesehatan dan kesempatan hidup lebih panjang bahkan tidak lagi menularkan HIV-nya kepasangan secara seksual. Lalu kemana harus mencari bantuan, support dan informasi saat kondisi kalut karena baru tau status HIV positif?

Siapa yang harus diberitau?

Apa yang harus dilakukan setelah tau status positif?

1. Temui dokter atau konselor HIV berkompeten untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan dan akses pengobatan (termasuk penanganan penyakit lain bila ada)

2. Pelajari bagaimana hidup dengan HIV.
* Mendapatkan informasi positif adalah krusial disaat awal tau status. Informasi positif ditandai dengan sumber literasi yang terpercaya, tidak menimbulkan ketakutan atau kecemasan, menggunakan bahasa yang konsisten dan jelas (tidak ambigu apalagi kontradiksi dari tulisan satu dan lainnya). Berhati-hati dengan informasi yang sekiranya dapat menyesatkan.
* Mempelajari dan mengalami sendiri pengobatan HIV dan efek sampingnya, jangan sampai ketakutan akan cerita orang lain menjadi penghalang terapi.
* Bertemu dan kembangkan network/jaringan sosial dengan teman-teman sebaya lain.

3. Cari dukungan dalam bentuk apapun , sekalipun hanya teman yang mau mendengarkan....
* Tanyakan dokter terkait support group (kds) setempat, ataupun konselor yang lebih mudah dihubungi
* Bila mendapat informasi online dan ragu keakuratannya silahkan diskusikan dengan dokter karena pastinya akan ada informasi yang kurang akurat sekalipun diwebsite tertentu.
* Kembangkan network dan jaringan sosial dengan orang-orang lain yang berstatus positif  untuk bertukar pikiran , jangan menutup diri. Network juga dapat ditemukan dikomunitas komunitas media sosial.
* Kamu juga dapat bercerita dan membagikan keresahan ataupun ketakutanmu dengan orang yang kamu percaya dan memiliki pengetahuan yang cukup.

4. Jaga/hindari penularan lebih lanjut terhadap orang lain.
* Jangan hanya karena merasa sehat lalu merasa tidak akan menularkan keorang lain. Lindungi pasangan dan diri sendiri dengan menggunakan kondom dan jarum suntik yang tidak dipakai bergantian. Kondom bila dipergunakan secara benar juga dapat mencegah IMS dan kehamilan yang tidak diinginkan.
*Jangan mendonorkan darah. 
* Apabila perempuan dalam kondisi mengandung, konsultasikan dengan dokter untuk pencegahan vertikal ke bayinya.

5. Tetap berpikir positif bahwa HIV bukanlah akhir segalanya, ada banyak orang yang hidup dengan HIV dan mereka memiliki kehidupan yang sama seperti orang tanpa HIV. Sayangnya kita tidak pernah melihat hal ini secara nyata atau mendapatkan informasi terkait orang-orang yang hidup dengan HIV dan melanjutkan kehidupannya dengan bahagia. Lebih banyak berita negatif yang menceritakan kemalangan nasib orang yang hidup dengan HIV. Bergabung dengan komunitas positif akan membuka banyak hal baik informasi, pengalaman langsung, jejaring ataupun dukungan.

HIV bukan lagi suatu momok (atau penyakit) yang mematikan. HIV sudah dapat dikendalikan bila mendapat penanganan yang tepat, demikian juga AIDS dapat disembuhkan. Ada banyak informasi dan bentuk dukungan yang tersedia bahkan melalui internet. Kita hanya perlu untuk menemukan satu yang tepat.