Bagaimana HIV Ditularkan
Terakhir diperbaharui 22-Nov-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 179 kali
#UndetectableUntransmittable #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #equals_id #obatHIV #UequalsU #gejalahivSeperti diketahui bahwa HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dimana saat tidak segera ditangani (diobati) akan membuat pengidapnya mudah sakit dan tidak mampu melawan infeksi lain yang menyerang.
Pada umumnya HIV ditularkan melalui cairan tubuh dari orang yang hidup dengan HIV (dan memiliki viral load cukup banyak) termasuk cairan darah, ASI, cairan kelamin dan rektal. HIV tidak dapat ditularkan melalui ciuman, pelukan, berbagi makanan ataupun pakaian. HIV juga tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk atau serangga lain. HIV dapat dicegah penularannya dengan terapi ARV (bagi yang positif HIV) ataupun alat pencegahan lain termasuk kondom dan PrEP bagi orang yang negatif HIV.
Sebagian besar orang tidak menyadari dirinya terinfeksi HIV hingga mencapai stadium lanjut. Diawal infeksi beberapa orang tidak mengalami gejala apapun, sementara sebagian orang lain mengalami gejala mirip flu: demam, sakit kepala, ruam, nyeri tenggorokan juga kelelahan berlebih.
Faktor Resiko
beberapa perilaku atau kondisi yang meningkatkan resiko penularan HIV :
1. melakukan perilaku seksual secara anal atau vaginal tanpa kondom
2. memiliki infeksi menular seksual lain yang tidak diobati
3. penggunaan alkohol dan obat terlarang dalam kaitannya meningkatkan resiko perilaku seksual
4. menggunakan jarum suntik tidak steril secara bergantian
Syarat untuk dapat terjadinya penularan HIV:
Semua syarat berikut harus terpenuhi semuanya untuk dapat terjadinya penularan baru:
1. Exit : harus ada jalan keluar oleh virus dari aliran cairan tubuh pengidapnya. Jalan keluar ini biasanya dapat berupa perlukaan, termasuk perlukaan yang seringkali terlalu kecil untuk dapat dilihat mata telanjang
2. Survive : virus yang keluar harus dalam kondisi hidup dan aktif untuk dapat menginfeksi. Sama seperti mikro organisme lain, HIV tidak bisa bertahan hidup lama diluar tubuh inangnya. Dalam kondisi tertentu seperti penyimpangan laboratorium HIV dapat hidup beberapa hari, sekalipun sudah kehilangan kemampuan menginfeksi begitu keluar dari tubuh inangnya dan terkena udara.
https://www.healthline.com/health/how-long-does-hiv-live-outside-the-body#in-the-environment
3. Sufficient : jumlah HIV dalam cairan tubuh yang akan menginfeksi harus mencukupi jumlahnya. WHO dalam kebijakannya terakhir menyatakan bahwa orang dengan HIV yang memiliki viral load HIV dalam darahnya kurang dari 200 cpm sudah tidak lagi dapat menularkan HIV secara seksual, sekalipun melakukan hubungan seks tanpa kondom. Bahkan jumlah viral load <1000 cpm juga dianggap memiliki resiko penularan sangat kecil dan dapat dikesampingkan.
https://www.who.int/publications/i/item/9789240055179
4. Enter : HIV hanya dapat menginfeksi seseorang saat jumlah viral load cukup tinggi dan ada jalan masuk kealiran darah orang yang akan diinfeksi. HIV dapat menginfeksi dengan mudah kelenjar mukosa yang terluka diarea kelamin, rektum maupun mulut. HIV tidak bisa menginfeksi atau masuk kealiran darah orang lain melalui permukaan kulit yang utuh. Ini berarti juga menepis ketakutan akan tertular HIV saat menolong korban kecelakaan yang berdarah darah, atau tenaga kesehatan yang kuatir berlebihan akan tertular HIV dari cipratan tubuh pasiennya saat melakukan tindakan medis.
Pada akhirnya semua syarat diatas harus terpenuhi semuanya untuk dapat terjadi penularan baru HIV. Salah satu syarat tidak terpenuhi maka tidak akan bisa menularkan ke orang lain.