BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Anal Seks Dan Penularan HIV Yang Sering Tidak Dipahami

07-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 16-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 101 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Kita sudah memahami bahwa hiv ditularkan melalui cairan tubuh yang ada dalam darah, air susu dan cairan kelamin. Bagaimana dengan cairan anus/rektal? Aktifitas anal-seks ini dapat menjadi jalur transmisi penularan HIV baik kalangan laki-laki yang melakukan seks dengan laki-laki, hetero laki-laki dan perempuan maupun transgender. Banyak yang berpikir bahwa anus tidak mengandung cairan yang dapat menularkan HIV sehingga menyepelekan hal ini saat melakukan anal seks.

Anus seperti juga banyak bagian anggota tubuh yang "terbuka" seperti bagian dalam rongga hidung, mulut, vagina, urethra mengandung membran mukosa yang selain bertugas menangkap mikroorganisme,  membunuhnya juga memberikan "pelicin".
Sekalipun dinding anus tidak didesign untuk kegiatan seksual, tetapi dindingnya mengandung  membran mukosa yang mengeluarkan pelicin saat membantu pengeluaran feces. Membran mukosa atau selaput lendir adalah lapisan kulit dalam, yang tertutup pada epitelium, dan terlibat dalam proses absorpsi dan proses sekresi. Membran ini melapisi berbagai rongga tubuh yang memiliki kontak dengan lingkungan luar, dan organ internal. Mukosa ini karena berfungsi membunuh mikroorganisme maka terdiri dari banyak sel darah putih yang menjadi "makanan" HIV. Jadi cairan mukosa anus orang dengan HIV sebenarnya mengandung HIV lebih banyak dibanding cairan tubuh lain termasuk darah.

Saat terjadi penetrasi anal-seks tanpa kondom maka kontak antara saluran urethra dan dinding anus yang mengandung mukosa berisi HIV akan sangat berisiko tinggi terjadi penularan sekalipun tidak ada perlukaan yang terjadi. Penjelasan ini dapat dipergunakan untuk menjelaskan mengapa anal-seks lebih berisiko dibanding vaginal-seks tanpa perlu membawa norma, susila apalagi agama bahwa anal-seks adalah "tidak normal" dengan memojokkan orientasi seksual tertentu yang dianggap lebih berisiko menularkan HIV.

Saat viral load mencapai Undetectable (tidak terdeteksi) maka resiko penularan HIV akan hilang sekalipun seks dilakukan tanpa kondom (oral, vaginal maupun anal). Perlu dipahami kembali bahwa sekalipun Undetectable, penggunaan kondom tetap diperlukan untuk mencegah IMS lain dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Penularan melalui anal saat membran mukosa mengandung HIV tidak membutuhkan perlukaan ataupun pertukaran darah untuk terjadinya penularan HIV. Kontak penis dengan mukosa anus yang mengandung HIV sudah cukup berisiko menimbulkan infeksi baru. Iritasi akibat IMS didinding anus mempertinggi resiko penularan HIV kepasangan. Kenyataannya dalam salah satu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah HIV dalam kelenjar mukosa secara rata-rata lebih banyak dibandingkan jumlah HIV dalam darah ataupun cairan kelamin.

Hasil penelitian juga menunjukkan dalam satu kali hubungan seks anal yang dilakukan tanpa kondom resiko terinfeksi HIV bagi pasangan yang melakukan penetrasi anal lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan vaginal seks. Tetapi angka tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan orang negatif HIV mengambil peran sebagai pasangan yang dipenetrasi. Litterasi lain justru mengatakan bahwa pasangan yang dipenetrasi memiliki resiko terinfeksi HIV lebih besar karena dinding anus yang mudah robek dan terjadi perlukaan sebagai jalan masuk infeksi HIV.
Jadi baik sebagai pasangan yang melakukan penetrasi maupun dipenetrasi memiliki resiko yang sama besar saat seks dilakukan dengamn pasangan yang hidup dengan HIV dan memiliki viral load belum tersupresi serta dilakukan tanpa kondom.

Penularan HIV secara anal-seks ini dapat dengan mudah dicegah dengan rutin pemeriksaan dan pengobatan IMS  serta penggunaan lubrikan/pelicin yang cukup selain penggunaan kondom.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Informasi dasar

Gejala HIV Yang Di Sering Ditanyakan


01-Sep-2023 | Aan Rianto

Hidup Sehat Dengan HIV


11-Sep-2023 | Aan Rianto

Blip Viral Load


01-Sep-2023 | Aan Rianto

Apakah HIV Dapat Ditekan Dengan Nutrisi?


12-Sep-2023 | Aan Rianto

HIV, Apakah Virus Atau Penyakit?


30-Aug-2023 | Aan Rianto