Puasa Untuk Orang Dengan HIV
Terakhir diperbaharui 29-Feb-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 506 kali
#faith2endaidsPuasa, baik sunnah maupun wajib adalah salah satu bentuk ibadah yang harus dan dapat dijalankan oleh setiap umat Islam pada saat kondisi memungkinkan.
Pada orang yang sehat hal ini tentunya bukan suatu masalah besar, lalu bagaimana dengan orang yang hidup dengan HIV, apakah mereka boleh menjalankan ibadah puasa seperti orang tanpa HIV?
Bagaimana dengan keharusan minum ARV selama bulan puasa atau saat mereka menjalankan ibadah puasa?
Pada dasarnya selama kondisi fisik sehat dan tidak sedang dalam pengobatan infeksi penyerta lain tidak perlu beralasan untuk tidak menjalankan ibadah puasa. Jangan juga memaksakan apabila kondisi kesehatan sedang tidak bagus untuk menjalankan ibadah puasa.
Lalu bagaimana meminum obat ARV selama puasa?
Rata-rata ARV yang tersedia saat ini hanya perlu dikonsumsi satu hari sekali dan dapat dengan mudah diminum diluar jam puasa. Bagi yang mengkonsumsi ARV dipagi atau siang hari dapat mengubah jam minumnya menjadi sore atau malam hari setelah berbuka puasa.
ARV jenis TLD akan dengan mudah dapat diminum saat berbuka puasa mengingat jenis ini dapat dikonsumsi dengan, tanpa atau dengan makanan. Mengkonsumsi TLD menjelang tidur hanya akan meningkatkan resiko efek samping insomnia. Sementara minum TLD diwaktu jam makan malam sekitar jam 19.00 juga berisiko akan terlewat karena kemungkinan sedang menjalankan sholat tarawih.
Untuk yang mengkonsumsi jenis TLE dapat tetap dikonsumsi sebelum tidur malam hari.
Sementara untuk yang mengkonsumsi ARV yang diminum per-12 jam dapat mengatur minum ARV saat sahur dan segera setelah berbuka puasa.
Bagaimana mengubah jam minum ARV?
Apabila sekiranya terbiasa minum ARV setiap jam 9 pagi hari dan akan mengubah menjadi jam 6 sore saat berbuka puasa maka dapat melakukan dua langkah pilihan berikut. Minum dosis yang jam 9 pagi lalu jam 6 sore minum lagi, dan esok hari melanjutkan minum jam 6 sore.
Atau bisa saja melewatkan dosis yang jam 9 pagi dan mulai dosis yang jam 6 sore, demikian seterusnya melanjutkan dosis jam 6 sore keesokan harinya. Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya atau berisiko terjadi resistensi. Demikian pula apabila sekali waktu terlambat atau terlalu cepat beberapa menit. Tidak perlu mejadi kekuatiran berlebihan selama tidak terlalu sering terjadi.
Lalu apa yang harus diperhatikan agar orang yang hidup dengan HIV dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman?
Memperhatikan asupan nutrisi dan gizi selama puasa dapat difokuskan saat sahur dan berbuka puasa. Untuk yang masih menjalani pengobatan lain atau infeksi penyerta serta memiliki CD4 rendah sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk menjalani ibadah puasa. Memastikan kondisi kesehatan tetap bagus juga bisa menjadi perhatian utama agar dapat melanjutkan ibadah puasa hingga akhir Ramadhan.
diambil dari beberapa sumber