Gammora, "obat HIV" Baru?
Terakhir diedit 13-May-2025
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
#edukasiHIV #HIV #ODHIV #HIVTreatmentAdvancement Gammora HivPrevention
Dalam dunia kesehatan, sering muncul klaim tentang obat ajaib yang bisa menyembuhkan HIV (ini juga sebenarnya berasal dari banyaknya doktrin yang menyatakan bahwa HIV belum ada obatnya hingga saat ini). Salah satu yang sempat ramai dibicarakan adalah 𝗚𝗔𝗠𝗠𝗢𝗥𝗔 senyawa yang disebut-sebut mampu menghilangkan HIV dari tubuh. Tapi apakah benar Gammora bisa menyembuhkan HIV, atau ini hanya strategi dagang penjual obat alternatif?
Faktanya, Ga𝗺𝗼𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗱𝗶𝗮𝗸𝘂𝗶 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗛𝗜𝗩 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗪𝗛𝗢, 𝗙𝗗𝗔, 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗯𝗮𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗿𝗲𝘀𝗺𝗶 𝗹𝗮𝗶𝗻𝗻𝘆𝗮 . Klaim bahwa obat ini bisa menyembuhkan HIV adalah informasi yang menyesatkan dan bisa sangat berbahaya bagi orang yang hidup dengan HIV.
𝗔𝗽𝗮 𝗶𝘁𝘂 𝗚𝗮𝗺𝗺𝗼𝗿𝗮?
Gammora adalah senyawa peptida yang dikembangkan oleh 𝗭𝗶𝗼𝗻 𝗣𝗵𝗮𝗿𝗺𝗮𝗰𝗲𝘂𝘁𝗶𝗰𝗮𝗹𝘀 , sebuah perusahaan asal Israel. Senyawa ini diklaim dapat memicu 𝗮𝗽𝗼𝗽𝘁𝗼𝘀𝗶𝘀 , yaitu kematian sel yang terinfeksi HIV, sehingga virus bisa "dibersihkan" dari tubuh.
Pada tahun 2016, sempat beredar kabar bahwa 𝗚𝗮𝗺𝗺𝗼𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗻𝘂𝗵 𝟵𝟵% 𝘃𝗶𝗿𝘂𝘀 𝗛𝗜𝗩 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗽𝗲𝗿𝗰𝗼𝗯𝗮𝗮𝗻 𝗹𝗮𝗯𝗼𝗿𝗮𝘁𝗼𝗿𝗶𝘂𝗺 . Tapi perlu diketahui 𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹 𝗽𝗲𝗻𝗲𝗹𝗶𝘁𝗶𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗹𝗮𝗯𝗼𝗿𝗮𝘁𝗼𝗿𝗶𝘂𝗺 (𝗶𝗻 𝘃𝗶𝘁𝗿𝗼) tidak 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗱𝗶𝘂𝗷𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮. Banyak obat yang terlihat menjanjikan di lab akhirnya gagal dalam uji klinis. Tentunya pabrikan obat tidak akan menyatakan dengan jelas kegagalan produknya mengingat sudah melakukan investasi pada pembuatan pabrik, penelitian dan juga strategi pemasaran yang terstruktur.
𝗞𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝗚𝗮𝗺𝗺𝗼𝗿𝗮 tidak dianggap sebagai 𝗢𝗯𝗮𝘁 𝗛𝗜𝗩 𝘆𝗮𝗻𝗴 diakui lembaga kesehatan dunia ?
1. 𝗕𝗲𝗹𝘂𝗺 𝗔𝗱𝗮 𝗨𝗷𝗶 𝗞𝗹𝗶𝗻𝗶𝘀 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗺𝗮𝗱𝗮𝗶
- Hingga saat ini, Gammora belum melalui uji klinis tahap lanjut, sehingga belum bisa dipastikan aman dan efektif untuk manusia.
- Tanpa uji klinis fase III, sebuah obat tidak bisa mendapatkan persetujuan dari badan kesehatan seperti 𝗙𝗗𝗔, 𝗘𝗠𝗔, 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗕𝗣𝗢𝗠 (untuk penjualan di Indonesia)
2. 𝗞𝗹𝗮𝗶𝗺 𝗕𝗲𝗿𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵𝗮𝗻 𝗧𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗕𝘂𝗸𝘁𝗶 𝗜𝗹𝗺𝗶𝗮𝗵
- Zion Pharmaceuticals sering membuat pernyataan besar tentang Gammora, tetapi belum ada penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka seperti Science atau Nature.
- 𝗪𝗛𝗢 𝗱𝗮𝗻 𝗨𝗡𝗔𝗜𝗗𝗦 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗮𝘀𝘂𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗚𝗮𝗺𝗺𝗼𝗿𝗮 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗼𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗛𝗜𝗩 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶𝗸𝗮𝗻 .
3. 𝗕𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮 𝗠𝗶𝘀𝗶𝗻𝗳𝗼𝗿𝗺𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗣𝗲𝗻𝗴𝗼𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗛𝗜𝗩
- Banyak orang yang percaya klaim semacam ini akhirnya menghentikan pengobatan ARV, padahal pengobatan ARV adalah satu-satunya terapi yang terbukti menekan HIV hingga tidak terdeteksi yang artinya orang yang hidup dengan HIV dapat memiliki kualitas kesehatan sama seperti orang tanpa HIV.
- Jika pengobatan ARV dihentikan, HIV bisa berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi kesehatan seseorang . Bahkan menyebabkan HIV bermutasi yang akhirnya mempersulit pengobatan selanjutnya.
𝗞𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝗛𝗼𝗮𝗸𝘀 "𝗢𝗯𝗮𝘁 𝗛𝗜𝗩" 𝗦𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗠𝘂𝗻𝗰𝘂𝗹?
1. 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗲𝗸𝘀𝗽𝗹𝗼𝗶𝘁𝗮𝘀𝗶 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗣𝗮𝘀𝗶𝗲𝗻
- Banyak perusahaan yang memanfaatkan keinginan pasien untuk sembuh dengan menawarkan solusi yang terdengar menjanjikan, tapi tidak terbukti secara ilmiah. Doktrin yang sering digaungkan oleh komunitas orang dengan HIV bahkan dokter sendiri juga mengatakan "HIV bel ada obatnya" sehingga pasien dengan HIV akan mencari validasi dengan pencarian "obat HIV" dan produk herbal akan selalu berada di deretan atas hasil pencarian.
2. 𝗦𝗲𝗻𝘀𝗮𝘀𝗶 𝗠𝗲𝗱𝗶𝗮
- Banyak media memberitakan "penemuan obat HIV" tanpa melakukan verifikasi fakta, sehingga muncul narasi yang menyesatkan. Media juga seringkali menggiring opini bahwa HIV dan ARV adalah konspirasi bisnis multi trilyun. Sehingga "peneliti" obat HIV yang kemudian produknya gagal diproduksi karena tidak bisa dilanjutkan keuji klinis disebut-sebut "dilenyapkan" (dibunuh) agar tidak mengganggu bisnis farmasi ini. Kenyataannya penelitian yang tidak bisa diuji cobakan pada manusia tentunya juga tidak akan mendapatkan ijin produksi dan edar secara resmi.
3. 𝗞𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝗣𝗲𝗺𝗮𝗵𝗮𝗺𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗜𝗹𝗺𝘂 𝗞𝗲𝗱𝗼𝗸𝘁𝗲𝗿𝗮𝗻
- Banyak orang belum memahami bahwa penelitian awal tidak sama dengan obat yang sudah teruji. "Penemu obat HIV" tersebut bahkan tidak bisa menunjukkan hasil pemeriksaan PCR yang membuktikan tidak adanya HIV dalam tubuh "pasien" mereka. Patokan keberhasilan mereka hanyalah pasien merasa lebih sehat) walaupun ini juga banyak dipengaruhi faktor psikologi/sugesti)
𝗔𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗕𝗶𝘀𝗮 𝗗𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻?
- 𝗧𝗲𝘁𝗮𝗽 𝗣𝗮𝘁𝘂𝗵 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗼𝗻𝘀𝘂𝗺𝘀𝗶 𝗔𝗥𝗩 : ARV adalah satu-satunya pengobatan HIV yang telah terbukti efektif. Jangan percaya klaim penyembuhan instan tanpa bukti ilmiah. WHO dan banyak lembaga kesehatan dunia lain masih merekomendasikan ARV sebagai satu-satunya pengobatan HIV yang mampu menekan perkembangan dan jumah HIV hingga taraf tidak dapat dideteksi dalam 1 ml sampel darah.
- 𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗠𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗧𝗲𝗿𝗴𝗼𝗱𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗮𝗶𝗺 𝗣𝗮𝗹𝘀𝘂 : Jika ada yang mengatakan HIV bisa sembuh dalam waktu singkat, itu pasti hoaks. Teman-teman perlu memahami bahwa keberhasilan pengobatan HIV adalah tidak terdeteksinya viral load, bukan perasaan sehat yang dapat dipengaruhi banyak faktor termasuk sugesti sudah membeli herbal mahal pasti akan merasa sehat dibandingkan ARV yang diberikan gratis. Pemikiran lain : tidak ada obat gratis yang manfaatnya lenih lebih baik dibanding (herbal) yang lebih mahal, ada harga ada kualitas...
- 𝗦𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗞𝗼𝗻𝘀𝘂𝗹𝘁𝗮𝘀𝗶 & 𝗱𝗶𝘀𝗸𝘂𝘀𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗗𝗼𝗸𝘁𝗲𝗿 : Jangan memutuskan pengobatan hanya berdasarkan informasi dari internet. Semua keputusan medis harus dibicarakan dengan dokter yang memahami HIV (Tenaga kesehatan yang update informasi)
𝘎𝘢𝘮𝘮𝘰𝘳𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘬𝘢𝘯, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪 𝘪𝘭𝘮𝘪𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘢𝘸𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘏𝘐𝘝 . 𝘏𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘰𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘏𝘐𝘝 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪 𝘦𝘧𝘦𝘬𝘵𝘪𝘧 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘙𝘝 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶𝘪 𝘶𝘫𝘪 𝘬𝘭𝘪𝘯𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘦𝘬𝘰𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘞𝘏𝘖.
Teman-teman komunitas jangan biarkan informasi yang tidak benar memengaruhi keputusan kesehatan. HIV memang belum bisa di hilangkan dari tubuh seutuhnya, tetapi bisa dikendalikan dengan ARV teratur dan dengan cara yang tepat serta pola hidup sehat orang dengan HIV bisa hidup dengan baik sehat layaknya tanpa orang yang berstatus HIV.