Definisi Sembuh Pada Orang Dengan HIV
Terakhir dibaca 26-Apr-2025
Terakhir diedit 28-Mar-2025
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 87 kali
#StigmaDiskriminasi #UndetectableUntransmittable #edukasiHIV #KualitasHidup #PolaHidupSehat HidupProduktif HidupSehat
Dalam dunia kesehatan, kata "sembuh" seringkali menjadi titik perdebatan, khususnya ketika berkaitan dengan HIV. Pemahaman yang keliru terkadang masih terjadi di kalangan masyarakat, yang menganggap bahwa HIV merupakan kondisi yang belum memiliki "obat" atau "penyembuhan" yang definitif. Akan tetapi, realita yang terjadi justru berbeda.
Definisi sembuh, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kondisi di mana seseorang telah pulih dari penyakit atau cedera, dan tidak lagi mengalami gejala atau efek samping yang signifikan. Dalam konteks HIV, pemahaman ini perlu diperbarui dan ditekankan kembali.
Orang dengan HIV (ODHIV) yang rutin menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) secara teratur, tepat waktu, tepat dosis,dan tepat cara akan dapat memiliki kondisi fisik yang sehat. Mereka akan mampu menjalankan aktivitas, bekerja, bergaul, bahkan menikah dan memiliki keturunan negatif (tanpa harus menularkan HIV), juga tanpa lagi dibebani stigma sebagai orang yang sakit atau stereotype lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghadirkan solusi bagi orang-orang yang hidup dengan HIV. Pengobatan ARV yang dijalani secara disiplin dapat menekan jumlah virus dalam darah (viral load) hingga mencapai level yang sangat rendah, bahkan tidak terdeteksi. Pada titik ini, ODHIV dapat dikatakan "sembuh" dalam arti sesungguhnya, meskipun virus HIV masih tetap ada dalam tubuh yang berada di sel resorvoirs.
Sayangnya, masih banyak teman-teman di komunitas yang belum memahami definisi sembuh masih beranggapan bahwa ODHIV yang memiliki kepatuhan yang baik pada pengobatan ARV dianggap berpenyakitan dan sakit-sakitan. Padahal, selama tidak mengalami kondisi HIV stadium atau CD4 yang baik ODHIV yang patuh pada pengobatan ARV justru dapat hidup sehat dan produktif.
Sudah saatnya kita berpikir positif dan memahami bahwa ODHIV yang memiliki kepatuhan yang baik pada pengobata ARV adalah upaya menjaga kesehatan mereka, bukan pertanda penyakit. HIV bukan lagi kondisi mematikan, melainkan virus yang dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. Anggapan bahwa HIV belum memiliki obat juga perlu diluruskan, karena pengobatan ARV dapat mencegah gejala infeksi oportunistik yang biasa dialami untuk orang dengan HIV yang dalam fase HIV stadium atau AHD (Advance HIV Desiase)
Pergeseran paradigma ini penting untuk dilakukan agar stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV dapat diminimalisir. Masyarakat diharapkan dapat bersikap lebih terbuka, suportif, dan tidak lagi memandang ODHIV sebagai orang yang sakit-sakitan. Hanya dengan cara ini, ODHIV dapat berkontribusi secara maksimal dalam kehidupan tanpa beban mental akibat stigma.