BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Adakah Herbal Penyembuh HIV?

11-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 23-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 87 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Pada tahun 2019 lalu, disaat informasi dan penelitian yang dilakukan banyak kalangan medis dunia juga dapat dengan mudah diakses, ternyata masih banyak yang terus "bergelut" dengan pemikiran "HIV belum ada obatnya".

ARV yang sudah ditemukan sekitar 30 tahun masih belum dianggap obat, karena pemikiran bahwa minum obat = sakit.
Hingga siapapun yang menulis dan membagikan pengalaman kesembuhan dari HIV setelah konsumsi "obat" alternatif tertentu akan langsung diikuti. Dari mulai buah merah Papua, buah mengkudu atau noni, kulit manggis, buah tikes dan berbagai ramuan akar "rahasia" yang hanya diketahui komposisi, bentuk, manfaat hingga sumbernya oleh penemunya saja.

Lalu apakah penelitian tersebut berlanjut?
Bagaimana prospek pemasaran produk tersebut apakah tetap berlanjut atau hilang begitu saja karena orang sadar memang tidak ada khasiatnya?

Apakah memang bila suatu penelitian "lokal" yang mengaku menemukan obat penyembuh HIV memang memahami bagaimana siklus retrovirus HIV dan juga cara kerja antibodi tubuh dalam memberikan perlindungan? Apakah memang penelitian yang mereka lakukan juga cukup ilmiah, yang disertai dengan penelitian pada sejumlah objek dengan mengukur berbagai indikasi keberhasilan dan terdokumentasikan? Apakah hasil penemuan tersebut juga sudah cukup di ujicobakan dan mendapatkan pengakuan?

Belum lagi kesalahan penulisan dan ejaan yang terlalu banyak bagi suatu penulisan ilmiah.

Salah satu penjual herbal yang cukup laku di wilayah Jawa Timur dan mengunggah produksinya disaluran Youtube menunjukkan proses pembuatan produk herbal andalannya. Bahan baku herbal adalah ranting-ranting pohon yang dikumpulkan dari hutan kering disalah satu daerah gersang. Ranting-ranting tersebut lalu dijemur dan dikemas untuk kemudian dipasarkan. Tidak diketahui komposisi kimiawi ranting-ranting dan bahan tambahan lainnya. 
Bahan jualan seduhan herbal ini tentunya akan sangat menarik perhatian orang-orang yang berpikiran bahwa HIV memang tidak ada obatnya. Mereka akan sangat percaya dengan adanya "harapan" untuk kesembuhan "penyakitnya" dan akan rela membayar mahal sekalipun, dimana pada akhirnya mereka akan mulai meninggalkan ARV. Beberapa bulan awal (mungkin karena efek sugesti telah menemukan obat penyembuh HIV) mereka akan merasa kondisi badan lebih baik, disini biasanya akan dijadikan testimoni.
Beberapa bulan kemudian rata-rata orang yang mengkonsumsi herbal dan berhenti konsumsi ARV akan mulai mengembangkan berbagai infeksi penyerta karena semakin rusaknya sistem imunitas tubuh (CD4). Padahal saat hal ini terjadi dan dilakukan pemeriksaan CD4 dan viral load akan terlihat dengan jelas adanya kegagalan terapi karena berhenti pengobatan ARV.
Sayangnya hal ini tidak pernah menjadi perhatian penting bagi orang-orang yang memang mendambakan suatu "kesembuhan" seperti yang diinginkannya. Mereka baru akan menyadari hal ini saat sudah terlambat dan kondisi menjadi terlalu buruk dan sulit untuk ditangani.

Fakta :
1. Virus tidak bisa dimatikan
2. Virus dapat ditekan perkembangannya dengan antivirus
3. Sembuh berarti dihilangkan semua gejala yang menyebabkan sakit dan dapat kembali beraktifitas seperti sedia kala
4. Tubuh dapat diajarkan untuk mengenali suatu "penyakit" sebelum terinfeksi virus penyebab sakit tersebut dengan vaksinasi
5. Sekali tubuh membentuk antibodi reaktif terhadap suatu infektan, maka antibodi tersebut akan menetap sebagai bentuk perlindungan dan pengenalan dini tubuh terhadap infektan yang sama
6. Semua regimen ARV memiliki fungsi utama menghalangi perkembangan HIV lebih lanjut dan menekannya hingga tidak terdeteksi sehingga tidak lagi dapat menularkan secara seksual
7. Herbal ataupun obat-obatan lain selain ARV hanya membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan tidak membunuh virus apapun sesuai klaimnya

Lalu apakah kita tidak boleh berharap terhadap penyelidikan obat-obatan penyembuh?
1. Semua ahli di dunia medis diseluruh penjuru dunia masih terus meneliti berbagai kemungkinan terkait pengobatan terbaik untuk HIV
2. Apabila suatu temuan lokal memang berdasarkan studi ilmiah dan memiliki prospek yang bagus pastinya akan banyak yang bersedia membiayai dan membeli hak patennya bahkan memberikan nobel
3. Saat ini hanya ARV yang terbukti dapat menekan HIV hingga undetectable.

Saat kita terlalu sibuk dengan mencari dan browsing berbagai obat penyembuh, sudahkah kita mengetahui status viral load kita ?

Kita terlalu ikut campur dengan ikut mengatakan obat HIV mahal padahal hingga saat ini semua pembiayaan masih ditanggung oleh pemerintah. Kita terlalu takut dengan penularan HIV, lupa bahwa patuh ARV sudah cukup menghentikan penularan lebih lanjut. Ada PrEP yang juga cukup efektif mencegah penularan HIV pada orang negatif.
Kita terlalu sibuk memikirkan segala stigma yang mungkin akan terjadi sehingga malah ikut meneruskan stigma tersebut lebih lanjut. Berapa banyak dari peer educator yang ikut menyatakan HIV belum ada obatnya dan tidak dapat disembuhkan?

Mungkin sekarang tiba saatnya kembali memikirkan kebenaran slogan yang selama ini kita dengar hingga kita percaya seperti sebuah dogma.
Memikirkan kembali setiap diksi atau istilah dalam slogan yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan mengubahnya apabila memang membantu mengurangi stigma.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Informasi dasar

Perempuan Hamil Yang Hidup Dengan HIV


18-Jan-2024 | Aan Rianto

TBC Laten Dan Pencegahan TBC (TPT) 3HP


19-May-2024 | Aan Rianto

Menjawab Teori Konspirasi HIV


27-Apr-2024 | Aan Rianto

Dapatkah HIV Dibunuh ?


19-Sep-2023 | Aan Rianto

Positif HIV, Apa Yang Harus Dilakukan?


11-Sep-2023 | Aan Rianto