BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Mendobrak Stigma HIV Tidak Dapat Disembuhkan

10-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 14-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 62 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Seringsekali Kita dengar (bahkan sudah menjadi paradigma umum) bahwa HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan. 

Bagaimana faktanya?
HIV adalah virus yang menyerang dan melemahkan kekebalan tubuh, sementara AIDS adalah kondisi dimana kekebalan tubuh sudah sedemikian rusak oleh HIV sehingga tubuh tidak lagi dapat arau mampu melawan  penyakit/infeksi penyerta yang pada akhirnya menyebabkan sakit.

Apakah AIDS dapat disembuhkan?
Sebagian besar penyakit dikondisi AIDS bila mendapat penanganan tepat dapat disembuhkan, sekalipun beberapa kerusakan sel yang sudah berat akan sulit dipulihkan seperti sedia kala, setidaknya kondisi fisik dan kesehatan dapat kembali sehat. Bagaimana definisi sehat:  (sehat/se*hat/ /shat/ :a 1 baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit); waras: sampai tua ia tetap -- karena rajin berolahraga; 2 (yang) mendatangkan kebaikan pada badan: makanan dan lingkungan yang -- diperlukan bagi pertumbuhan anak-anak; 3 sembuh dari sakit: dokter yang merawatnya menyatakan ia telah -- dan boleh pulang segera)  dan berfungsi secara fungsional kembali.

Mari Kita pelajari lagi apa definisi sakit dan sembuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berikut:
sakit/sakit/  berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan sebagainya)
sembuh  menjadi sehat kembali (tentang orang sakit, dari sakit atau penyakit); pulih 
pulih kembali (baik, sehat) sebagai semula; sembuh atau baik kembali (tentang luka, sakit, kesehatan); menjadi baik (baru) lagi

Apabila kita terapkan pada kondisi AIDS maka semua gejala sakit yang muncul dikondisi HIV stadium akhir dapat disembuhkan dan dipulihkan, sehingga dapat kembali menjalani kehidupannya tanpa sakit dan berfungsi secara fungsional.

Lalu bagaimana dengan orang yang hidup dengan HIV (ODHIV)? Apakah mereka juga dapat disembuhkan?
Mungkin perlu diingatkan lagi bahwa HIV adalah virus dan bukan penyakit. Saat seseorang sakit maka yang perlu disembuhkan adalah gejala penyakit yang menyebabkan sakit. Orang batuk yang disembuhkan adalah gejala batuknya, agar tidak batuk, bukan penyebab batuknya (yang mungkin saja debu)......orang demam juga yang disembuhkan adalah gejala demamnya, sampai tidak demam lagi sehingga dianggap sembuh. Sementara (apapun) penyebab demamnya akan tetap ada......
Orang yang mengidap flu juga dinyatakan sembuh saat semua gejala yang muncul dihilangkan (batuk, demam, nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening), bukan virus influenzanya yang kemudian harus disembuhkan.
Jadi apakah flu dapat disembuhkan? Kapan flu dianggap sembuh? L
alu apakah dengan tetap minum vitamin sebagai pencegahan dapat dengan serta merta mengklaim bahwa flu tidak dapat disembuhkan????

Jadi saat berulangkali ada pernyataan yang mengatakan apakah benar ODHIV tidak dapat disembuhkan, kita dapat melihat lagi definisi sembuh menurut KBBI diatas.

Saat semua gejala (atau infeksi AIDS) yang menyebabkan sakit dihilangkan dan dipulihkan kesehatannya lalu apakah yang bersangkutan tidak boleh dikatakan sembuh? Ini adalah pemikiran yang sangat-sangat stigmatis dan sangat jelas dilakukan untuk melakukan isolasi sosial, bahkan membuat anxiety melalui kampanye ketakutan (fear campaign). Mungkin bukan hanya anxiety tetapi ada banyak orang yang hidup dengan HIV akhirnya memutuskan berhenti pengobatan ARV karena berpikir gak ada obatnya dan tidak dapat disembuhkan.

Apakah salah bila orang sehat (sembuh dari suatu penyebab penyakit) tetap minun obat, suplemen, vitamin, herbal (atau apapun namanya) untuk menjaga kesehatannya agar tetap prima dan tidak kembali sakit? Apakah mereka akan tetap disebut dan dianggap sakit sekalipun mereka tidak mengalami sakit apapun.

Dengan ARV orang dengan HIV dapat tetap sehat, sembuh secara fungsional bahkan tidak lagi menularkan virusnya keorang lain secara seksual, lalu apakah akan terus menerus kita katakan dan takut-takuti bahwa mereka mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan? Sudah terpikirkah bagaimana dampak pada kesehatan jiwa seseorang saat diberitahu bahwa mereka mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya?

Siapa yang sebenarnya selama ini melakukan stigma? Apakah memang awam, ataukah justru penggiat dan paramedik yang tanpa sadar justru melakukan stigma tanpa disadari? Atau kita sendiri juga terus menerus dan ikut menyuarakan bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya?

Sekali lagi (dan untuk kesekian kalinya) HIV bukanlah penyakit, melainkan virus. Dimana saat virus tersebut dikendalikan dengan obat maka tidak akan menyebabkan kesakitan apapun.

Mulailah berpikir bahwa HIV tidak ada bedanya dengan kondisi penyakit kronis lainnya, yang membuatnya terlihat seram adalah STIGMA yang Kita ciptakan sendiri.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Mitos, Diskriminasi, Stigma

HIV Tidak Sama Dengan B20


02-Sep-2023 | Aan Rianto

Positif HIV Seumur Hidup?


12-Sep-2023 | Aan Rianto