HIV Ditularkan Melalui Sikat Gigi?
Terakhir diperbaharui 05-Feb-2025
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 136 kali
#StigmaDiskriminasi #UndetectableUntransmittable #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #equals_id #UequalsU #edukasiHIV #LivingWithHIVBeberapa kali muncul pernyataan dari oknum yang memberikan edukasi bahwa HIV juga dapayt ditularkan melalui penggunaan sikat gigi secara bergantian.
Lalu apakah informasi ini valid?
HIV tidak dapat ditularkan melalui bergantian sikat gigi. Virus ini tidak tahan lama di luar tubuh dan tidak dapat bertahan dalam ludah. HIV ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh tertentu seperti darah, sperma, cairan rektum, cairan vaskular, dan susu ibu.
Sekalipun HIV juga terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dalam air liur tetapi air liur bukanlah media penularan HIV. Selain itu pasta gigi juga dapat membunuh HIV. Juga orang yang paling jorok sekalipun apabila akan menggunakan sikat gigi bekas orang lain tentunya tetap akan membilasnya terlebih dulu dengan air sebelum dipergunakan. Apabila ada darah yang masih tersisa sekalipun tentunya HIV akan mati dan terbilas oleh air.
Sekalipun HIV hidup dalam darah, HIV akan segera kehilangan kemampuan menginfeksi dan tidak akan dapat hidup lama setelah darah tersebut terpapar udara luar. Kasus penularan HIV yang berkaitan dengan sikat tercatat ditahun 90-an yang melibatkan orang yang hidup dengan HIV dan tidak dalam terapi pengobatan dan dalam stadium akhir HIV. HIV juga hanya dapat ditularkan saat viral load cukup tinggi.
Sayangnya informasi negatif dan tidak tepat seperti ini kemudian dipercaya oleh orang-orang yang tidak update informasi karena disampaikan oleh petugas kesehatan.
Lebih lanjut perlu dipahami bagaimana kondisi yang dibutuhkan agar HIV dapat tetap hidup:
- Suhu dingin, kondisi suhu dingin akan enjadi tempat ideal bagi HIV untuk tetap hidup. Penelitian menunjukkan bahwa HIV (dan virus lain) dapat tetap hidup dalam kondisi stabil dalam waktu yang lama disuhu rendah.
- pH netral, HIV dapat hidup dalam kondisi pH netral yang artinya tidak dapat hidup dalam kondisi pH lebih rendah atau lebih tinggi dari pH netral yaitu 7.
- Paparan ultraviolet (UV) termasuk cahaya matahari akan secara cepat merusak lapisan pelindung HIV yang akan membuatnya tidak mampu menginfeksi.
- Darah kering, HIV akan tetap dapat hidup didalam darah kering hingga 6 hari, tetapi dalam kondisi rusak dan kehilangan kemampuan menginfeksi.
Jadi sekalipun HIV dapat tetap hidup diluar tubuh manusia, tetapi resiko penularan akan sangat kecil dan dapat dikesampingkan. Selain itu kondisi atau syarat yang diperlukan untuk dapat terjadi penularan, salah satunya adalah harus ada jalan masuk ketubuh yang akan diinfeksi, dan cara yang paling umum adalah transmisi melalui vaginal dan anal seks serta penggunaan jarum suntik bergantian. Penularan vertikal dari ibu positif HIV ke bayi dan kecelakan kerja di rumah sakit juga sangat rendah.
Lalu bagaimana resiko penularan HIV melalui luka tertusuk jarum (yang tidak disengaja), tato dan piercing juga oral seks?
- Tertusuk jarum suntik, secara teori HIV dapat ditularkan melalui resiko tertular jarum suntik, tetapi sejak 2018 tidak ditemukan kasus penularan HIV yang dikonfirmasi terjadi melalui tertusuk jarum. Moore DL. Needle stick injuries in the community. Paediatr Child Health. 2018;9;23(8):532-8. doi:10.1093/pch/pxy129
- Tato dan piercing, secara teori kegiatan ini juga memiliki resiko terjadi penularan HIV apabila peralatan yang digunakan terkontaminasi darah yang mengandung HIV cukup banyak. Tetapi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) belum ada kasus penularan HIV yang tercatat melalui cara ini. U.S. Centers for Disease Control and Prevention. How HIV spreads.
- Oral seks, secara teori orang dapat terinfeksi HIV melalui oral seks karena ada banyak cairan ejakulasi. Penelitian yang dilakukan oleh Irving ditahun 2016 di University of California, menunjukkan kesimpulan bahwa penularan HIV melalui oral seks dapat dikesampingkan. Becerra JC, Bildstein LS, Gach JS. Recent insights into the HIV/AIDS pandemic. Microb Cell. 2016;3(9):451-475. doi:10.15698/mic2016.09.529