BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

HIV Tidak Sama Dengan B20

02-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 23-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 242 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Benarkah bahwa HIV tidak selalu ditulis dengan kode B20? 

Seperti banyaknya informasi salah yang kita terima dan tanpa sadar kita teruskan, ternyata HIV tidak harus selalu diberikan kode B20. Kode B20 adalah infeksi HIV dengan infeksi menular lainnya yang disebabkan parasit lainnya, TB termasuk didalamnya. Selain itu B20 juga dipergunakan untuk kebutuhan klaim asuransi ataupun JKN. Kode ini juga seringkali dijadikan kode rujukan untuk pasien dengan HIV yang masuk stadium AIDS.

Infeksi HIV tanpa infeksi oportunistik lain akan diberikan coding Z21.

Jadi apakah kalau hanya berstatus HIV positif lalu otomatis diberi label B20? Sayangnya apabila pernah berada dikondisi stadium 3 (AIDS) maka status B20 akan tetap dicantumkan dalam rujukan ataupun rekam medis. Kode kode ini dibuat untuk rujukan dan sehingga layanan kesehatan yang menerima rujukan pasien tersebut akan paham kondisi dasar pasien saat dirujuk kelayanan tersebut. Jadi untuk dapat menerima rawatan inap terkait infeksi HIV maka harus dicantumkan kode B20. Sebaliknya untuk pengambilan ARV tanpa pemeriksaan atau rawatan pengobatan lanjutan maka tidak seharusnya ditulis kode B20.

Sayangnya masih banyak yang memahami bahwa HIV=AIDS, orang dengan HIV dengan pengobatan ARV yang bagus dan viral load tidak terdeteksi sekalipun seringkali dianggap dan diperlakukan sama seperti pasien dengan HIV yang memiliki infeksi oportunitik lainnya. lalu bagaimana sekiranya ada layanan yang menerima rujukan B20 sementara memang layanan tersebut tidak memiliki perlengkapan atau ruang isolasi khusus? Tentunya pasien akan langsung ditolak, bukan?

Jadi kalau ada rujukan pemeriksaan hernia (misalnya) maka akan ditulis K40.90, karena hernia bukan disebabkan atau tidak ada kaitannya dengan HIV dan juga kode rujukan tidak dijumlahkan, maka tidak ada keharusan penulisan status HIV apalagi ditulis besar besar B20. Layanan kesehatan yang mengacu dan mengikuti prosedur UP (Universal Precautions) tidak pernah membedakan layanan kesehatan berdasarkan status HIV pasien. Mereka akan tetap melakukan langkah pencegahan penularan (apapun infeksi) dari satu pasien kepasien lainnya, sekalipun pasien tersebut hidup dengan HIV, memiliki viral load tidak terdeteksi ataupun masih terdeteksi, atau juga pasien yang  tidak pernah mengetahui status HIV-nya karena memang tidak pernah melakukan tes HIV.

Jadi apakah kita masih akan terus menerus menggunakan kode B20 untuk semua infeksi HIV? Kita memberi label kesehatan yang tidak seharusnya pada seseorang dan pada akhirnya menimbulkan stigma tersendiri, padahal kita beralasan agar orang lain tidak tahu, ternyata malah berdampak sebaliknya.

Tenaga kesehatan seharusnya berhati-hati dalam memberikan koding ini dan tidak asal mengganti dari koding Z21 ke B20 tanpa ada indikasi infeksi lain yang berkaitan dengan HIV. Karena saat sudah diberikan koding ini maka status B20 akan menetap. Hal ini tentunya akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien saat kemudian menerima penolakan layanan kesehatan karena alasan "tidak memiliki peralatan khusus untuk pasien dengan HIV".
Peralatan apa yang harus disiapkan secara khusus? Bukankah dengan menjalankan prinsip Universal Precautions maka setiap pasien akan dapat dilayani kebutuhan kesehatannya terlepas apapun status HIV-nya tanpa perlu memperlakukan secara berbeda?

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Mitos, Diskriminasi, Stigma

Stop Menyebut ODHIV Sebagai Penderita


02-Sep-2023 | Aan Rianto

HIV Tidak Sama Dengan AIDS


02-Sep-2023 | Aan Rianto