BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Fakta HIV Tidak Ditularkan Secara Seksual

12-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 22-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 89 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Hingga akhir tahun 2023 masih ada pemaparan edukasi dari petugas keseahatan yang masih mengatakan bahwa orang dengan HIV sekalipun mencapai viral load undetectable (tidak terdeteksi) masih memiliki resiko, sekalipun kecil, untuk menularkan HIV kepasangannya.
Sementara WHO juga sudah mengeluarkan kertas kebijakan yang mengatakan bahwa orang dengan HIV dengan viral load kurang dari 1000 kopi/mL sudah memiliki resiko penularan yang dapat diabaikan. Hal ini seharusnya juga memperkuat pernyataan sebelumnya bahwa orang dengan HIV dengan viral load kurang dari 200 kopi/mL tidak lagi dapat menularkan HIV secara seksual seperti juga pernyataan yang sudah diakui melalui kampanye Undetectable = Untransmittable (Tidak terDeteksi = Tidak Menular).

Sayangnya informasi-informasi dan literasi-literasi baru seperti ini kurang mendapat perhatian sehingga masih banyak yang memiliki pemahaman bahwa orang dengan HIV akan tetap memiliki resiko penularan kepasangannya, sebaik apapun pengobatan yang dijalaninya.

Pengobatan ARV sendiri dianggap sebagai upaya penghentian penularan HIV lebih lanjut pada orang dengan HIV yang sering disebut sebagai Treatment as Prevention (TasP). Informasi penting ini juga seharusnya dapat memberi motivasi bagi orang yang hidup dengan HIV untuk tetap menjalani pengobatan ARV. Apakah orang dengan HIV akan tetap memiliki motivasi menjalani pengobatan ARV apabila mereka selalu diberitahu bahwa mereka akan selalu memiliki kemungkinan menularkan HIV kepasangannya? Lalu apa yang bisa memotivasi mereka untuk tetap menjalani pengobatan setiap hari?

Fungsi ARV tidak hanya mencegah kesehatan orang dengan HIV memburuk dan masuk AIDS serta memperpanjang umur dan harapan hidupnya. ARV memiliki fungsi lain yang juga seharusnya dipahami oleh orang yang hidup dengan HIV :

1. Mencegah penularan HIV (bukan ims lain) kepasangan saat viral load tidak terdeteksi dan tetap patuh ARV 
2. Mengembalikan dan memulihkan kekebalan tubuh dengan mencegah HIV merusak CD4 lebih lanjut sehingga tidak masuk fase akhir atau lanjut (stadium 3) sehingga tubuh mampu mencegah masuknya penyakit penyerta
3. Dengan tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya (U=U) berarti orang yang hidup dengan HIV secara kesehatan dan kehidupan sosial seharusnya sama dengan orang tanpa HIV, sehingga selain tidak perlu memiliki kekuatiran berlebihan juga tidak perlu mendapatkan stigma dan diskriminasi.

Status HIV positif seharusnya sama dengan berbagai riwayat kesehatan lainnya tetap tersimpan direkam medis layanan kesehatan dan tidak perlu selalu disematkan ke pengidapnya, karena HIV juga bukanlah suatu komorbit saat sudah menjalani pengobatan.

Jadi siapa yang sebenarnya selalu melekatkan erat stigma dan diskriminasi ini? Yang selalu mengatakan zero stigma & discrimination tetapi selalu membuat suatu perbedaan dimana mana bahwa orang dengan HIV labelnya harus "tetap dapat menularkan orang lain seumur hidupnya"

Mari kita mulai bicara mengenai stigma dan hal-hal yang tidak kita ketahui...

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Mitos, Diskriminasi, Stigma

HIV Tidak Sama Dengan AIDS


02-Sep-2023 | Aan Rianto