BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Status HIV Positif ? Mengapa Begitu Terlihat Menyeramkan?

07-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 15-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 53 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Mengapa banyak sekali yang memiliki ketakutan akan status hiv positive?

HIV positive berarti tubuh membentuk anti-body HIV karena adanya paparan HIV.  Lalu mengapa harus ada ketakutan saat ini terjadi?

1. HIV (dianggap) identik dengan "penyakit" pelaku seks bebas dan  penyimpangan perilaku sehingga dianggap orang dengan HIV  "kurang" bermoral dan suatu aib.
Faktanya HIV adalah suatu infeksi virus yang secara medis dapat menginfeksi siapapun tanpa memandang latar belakang sosial, agama, umur, orientasi sexual, jenis kelamin, profesi atau lainnya.

2. Status HIV positif akan segera berakhir dengan AIDS karena tidak ada obatnya sehingga PASTI akan dijauhi oleh orang lain.
Faktanya orang dengan HIV yang patuh pengobatan HIV dapat memiliki kehidupan dan kesehatan sama dengan orang tanpa HIV. Orang dengan HIV yang patuh ARV tidak akan menjadi AIDS, kekebalan tubuh akan dipulihkan bahkan tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya saat mencapai Viral Load tidak terdeteksi (TDTM).
Fakta lainnya, status kesehatan tidak seharusnya menjadi perhatian orang lain, bahkan riwayat kesehatan panu di rekam medis juga menjadi kerahasiaan kecuali kita memberitau orang lain

3. Menjadi status HIV positif berarti mengidap sakit yang harus minum obat seumur hidup karena belum bisa disembuhkan. 
Faktanya: HIV memang belum dapat disembuhkan tetapi dengan patuh ARV setiap hari maka ODHIV (Orang Dengan HIV) dapat memiliki kesehatan yang sama dengan Orang tanpa HIV, bahkan bisa lebih baik saat kekebalan tubuhnya ditingkatkan. Orang Dengan HIV juga tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya sekalipun melakukan sex tanpa kondom. Catatan : kondom tetap diperlukan untuk mencegah IMS lain dan kehamilan yang tidak diinginkan.
Lalu saat semuanya sudah sama dengan orang tanpa HIV apakah masih layak merasa berbeda?

Ya tapi kan harus minum obat seumur hidup....
Orang tanpa HIV minum obat agar sakitnya sembuh, orang dengan HIV minum ARV agar tidak sakit dan menularkan keorang lain.

Orang dengan infeksi kronis lain jg banyak yang harus selalu minum obat, diabetes misalnya....lalu mengapa hanya HIV yang seolah sebegitu spesial? harus mendapat perhatian khusus dari banyak orang?

Coba pelajari hal-hal diatas mengapa HIV menjadi begitu menyeramkan bagi banyak orang? HIV saat ini dapat dikendalikan hingga pengidapnya tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya karena virusnya ditekan hingga taraf tidak terdeteksi. Orang yang hidup dengan HIV dapat memiliki kehidupan sosial dan sexual sama dengan orang tanpa HIV.

STIGMA terhadap HIV-lah yang membuatnya terlihat buruk.

Bayangkan apabila tubuh tidak mampu membentuk anti-body HIV saat terinfeksi.
1. HIV akan merusak kekebalan tubuh tanpa diketahui sehingga kesehatannya makin buruk
2. Orang dengan HIV tidak akan tau bahwa dia terinfeksi HIV sehingga tidak akan mendapat pengobatan
3. Orang dengan HIV akan terus menularkan keorang lain karena tidak mengetahui sudah terinfeksi HIV

Dengan menghapus stigma maka :
1. Orang dengan HIV akan tetap dapat melanjutkan pengobatan sehingga tidak lagi dapat menularkan keorang lain
2. Orang tanpa HIV akan lebih nyaman untuk mengetahui status HIV-nya sehingga dapat memperoleh pengobatan sebelum kondisi memburuk yang berarti kehilangan produktiftas.

Tubuh memiliki cara melindungi dirinya dari setiap infeksi yang masuk termasuk dalam pembentukan antibody. Jadi apa yang salah dengan menjadi positif HIV? Pada kenyataannya (sama seperti infeksi lainnya), setiap orang memiliki status HIV yang sama: positif, negatif atau tidak tau (karena tidka pernah melakukan tes).

STIGMA lah yang membuat HIV begitu spesial dan buruk karena selalu dikaitkan dengan moralitas dan aib.

Data yang disajikan kemenkes menunjukkan hanya 30% orang dengan HIV mencapai Viral Load tidak terdeteksi, selebihnya masih berpotensi menularkan karena adanya stigma. Dampak adanya stigma ini juga membuat hanya 45% orang dengan HIV yang menjalani pengobatan ARV. Banyak faktor yang membuat mereka tidak nyaman dalam menjalani pengobatan, termasuk kondisi layanan tempat akses obat yang seringkali tidak ramah pasien, juga keharusan datang setiap bulan untuk pengambilan obat dihari kerja, sehingga harus mengajukan izin setiap bulan. Beberapa pasien menganggap ha ini cukup memberatkan karena tentunya sekali waktu harus membuka status keperusahaan atau atasan karena selalu izin kerumah sakit setiap bulannya.

Jadi apakah berstatus hiv positif (tetapi dapat menjalani pengobatan dna tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangan) tetap akan menjadi hakl yang buruk?Mungkin ini saatnya kita perlu merubah pola pikir dan pemahaman. Memang tidak ada yang bersedia secara sukarela terinfeksi apapun, termasuk HIV, tetapi saat hal tersebut terjadi perlukah terus-menerus meratapi nasib?

 

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Mitos, Diskriminasi, Stigma

Positif HIV Seumur Hidup?


12-Sep-2023 | Aan Rianto

Bubur Ayam Dan HIV


12-Sep-2023 | Aan Rianto

Bagaimana Stigma Membunuh ODHIV


07-Sep-2023 | Aan Rianto