ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID KALKULATOR

Memahami Hasil Pemeriksaan Viral Load

09-Nov-2024 | Sandy Jay

Terakhir diedit 14-May-2025

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit


...

Pada hasil tes viral load secara kuantitatif terdapat berapa jumlah salinan RNA HIV dalam satuan per milimeter dalam darah. Misal dalam laporan hasil tes viral load terlapor viral load dalam rentang antara 20 - 10.000.000 kopi/mL (cpm), jika viral load dibawah <20, <40, <50 akan mendapatkan hasil tidak terdeteksi yang akan tergantung sepenuhnya pada alat pemeriksa viral load tersebut. Apabila kepekaan alat pemeriksa adalah dibawah 40 kopi/mL sementara hasil hitungan viral load adalah 30 kopi/mL atau dibawahnya maka akan melaporkan hasil tidak terdeteksi karena berada dibawah ambang kepekaan mesin pemeriksa. Sementara pada angka yang sama 30 kopi/mL apabila diperiksa pada mesin yang berbeda dengan batas limit deteksi minimal 20 kopi/mL tentunya akan menjadi terdeteksi beserta angka kuantitatif.

Seringkali hasil pemeriksaan hanya ditulis "kurang dari 20 kopi/mL"  yang kemudian menyebabkan kebingungan untuk membaca hasilnya. Juga masih banyak pertanyaan apakah viral load pasien mengalami kenaikan selain faktor blips, karena sebelumnya hasil yang didapat tidak terdeteksi. Pasien tentu akan merasa bingung dengan hasil <20 kopi/mL karena sudah menjaga kepatuhan pengobatan HIV dengan baik, dan mereka akan merasa viral load meningkat dan mungkin beranggapan pengobatan mereka mulai tidak bekerja dengan baik.

Sebenarnya hasil <20 kopi/mL atau dengan angka seperti <40 kopi/mL, <50 kopi/mL menunjukkan keberhasilan pengobatan seperti halnya mendapat hasil tidak terdeteksi, karena alat pemeriksa PCR tidak bisa menghitung kuantitatif RNA didalam darah.

Misal jika hasil viral load <20, secara aktual viral load mungkin diangka 15 kopi/mL yang otomatis akan terlapor <20. Begitu juga ambang batas <40 atau <50 jika jumlah aktual viral load dibawah ambang batas tersebut.

Namun penafsiran hasil viral load <20,<40,<50 akan diasumsikan hasil masih positif terdapat keberadaan RNA HIV didalam darah. Jika meraih hasil tidak terdeteksi akan diasumsikan sudah negatif RNA HIV tidak terdeteksi (karena memang jumlahnya dibawah batas deteksi mesin PCR).

CDC sendiri juga sudah merekomendasikan untuk menghindari melaporkan hasil tes seperti <20, <40 kopi, <50 kopi karena akan membuat kebingungan pasien dengan hasil viral load yang sebenarnya tidak terdeteksi. 

Rekomendasi CDC tentang pelaporan hasil tes viral load

Viral load tersupresi <200 kopi/mL menjadi ambang batas orang dengan HIV tidak lagi bisa menularkan secara seksual, dan jumlah viral load <200 kopi/mL dianggap sudah cukup rendah dan menunjukkan bukti bahwa pengobatan ARV bekerja dengan baik.

Dan WHO juga mengeluarkan pedoman baru bahwa viral load tersupresi adalah <1.000 kopi/mL dan resiko penularan secara seksual bisa diabaikan dan hampir nol, dengan kegagalan virologi bila viral load >1.000 kopi/mL.

Hasil viral load seharusnya menjadi motivasi orang yang hidup dengan HIV untuk mematuhi pengobatan untuk secepatnya mencapai viral load tidak terdeteksi, atau setidaknya tersupresi, dan menekankan bahwa konseling dalam memulai pengobatan atau pemantauan pengobatan menjadi sangat penting termasuk menjelaskan mengenai hal-hal yang akan terjadi saat pasien memulai pengobatan ARV.

Pasien tidak perlu khawatir bila suatu waktu hasil tes viral load mereka hasilnya <20,<40, <50 kopi karena itu adalah keberhasilan pengobatan ARV yang artinya tidak lagi dapat menularkan HIV secara seksual, sekalipun hasil pemeriksaan viral loadnya dilaporkan bukan "tidak terdeteksi".

Mengingat ada tren bagi orang yang memiliki riwayat melakukan aktivitas beresiko tertular HIV, mereka tidak sabar menunggu masa jendela 3 bulan, maka mereka melakukan alternatif tes PCR agar mengetahui status HIV-nya secepatnya, dan tentu akan bingung juga jika mendapat hasil tes seperti <20, <40, <50 kopi.

Jika hasil PCR dilaporkan dengan format seperti itu bagi orang tanpa HIV tentu alat PCR yang digunakan tidak menemukan partikel HIV yang ada didalam darahnya, sekalipun tidak ditemukan HIV didalam darahnya, hasil PCR tidak melaporkan hasil 0 kopi/mL atau negatif atau non reaktif. Bagi orang tanpa HIV ketika tes PCR mendapatkan hasil "tidak terdeteksi", "undetectable", "<15 kopi/mL, <20 kopi/mL, <30 kopi/mL, <40 kopi/mL, <50 kopi/mL" maka hasil tersebut bisa diterima bahwa memang tidak terinfeksi HIV dan tidak mendeteksi keberadaan HIV.

Berbeda halnya dengan ODHIV jika mendapat hasil tersebut maka jumlah virus dibawah batas ambang deteksi alat karena virus sudah sangat sedikit.

Untuk pelaporan hasil PCR kualitatif yang dilaporkan hanyalah keberadaan materi genetik (RNA atau DNA) virus ada atau tidak dalam sebuah spesimen, dan tidak menyertakan angka jumlah virus seperti tes PCR kuantitatif, maka akan dilaporkan antara istilah "tidak terdeteksi" atau "terdeteksi" atau istilah lain yang serupa, seperti halnya tes rapid yang hanya menyatakan "non-reaktif" atau "reaktif".

 

Artikel dari
Literasi ARV & Pengobatan

Mengenal Lebih Jauh TLD


01-Sep-2023 | Aan Rianto

ARV Sebagai Obat HIV


07-Oct-2024 | Rizza Rezaly

Terapi Pencegahan TBC (TPT) Pada ODHIV


08-Jan-2024 | Aan Rianto

Pentingkah TPT ?


24-Mar-2024 | Aan Rianto

Dolutegravir Dan Kenaikan Berat Badan


01-Aug-2024 | Aan Rianto

Mengenal Dolutegravir


01-Sep-2023 | Aan Rianto