Perkembangan Pengobatan HIV
Terakhir diperbaharui 21-Feb-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 182 kali
#faith2endaidsPengobatan HIV sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini terus mengalami perkembangan yang berarti. Dari jumlah pil yang harus diminum, efektifitas hingga efek samping. Semua pengobatan bertujuan selain untuk membuat orang dengan HIV tetap sehat juga menghentikan penularan HIV baru.
Seperti kita ketahui bahwa orang dengan HIV dengan viral load tidak terdeteksi sudah tidak lagi dapat menularkan HIV secara seksual.
Masalah yang selalu muncul adalah kepatuhan untuk menjalani pengobatan seumur hidup yang seringkali menjadi beban orang yang hidup dengan HIV.
Saat ini ada pengobatan HIV dengan menggunakan injeksi suntik yang dilaukkan sebulan sekali. Dipasarkan dengan nama cabenuva yang terdiri dari cabotegravir yang merupakan jenis integrase inhibitor dan rilpivirine yang termasuk dalam non-nucleus reverse transcriptease inhibitor (NNRTI).
Pilihan lain yang juga sudah mulai dipasarkan adalah lenacapavir yang dikombinasikan dengan islatravir (NNRTI) yang dipergunakan secara injeksi per 6 bulan bagi orang dengan HIV yang sudah mengalami resistensi dengan rejimen lain.
Bagaimana cara kerja ARV suntik?
Cabenuva disuntikkan diotot kedua pantat baik setiap bulan ataupun dua bulan sekali. Sebelum memulai cabenuva suntik perlu ada penyesuaian awal dengan minum 2 pil setiap hari selama sebulan : vocabria (cabotegravir) dan edurant (rilpivirine) untuk melihat apakah kedua rejimen ini dapat ditoleransi tubuh sebelum memulai terapi ARV suntik bulanan.
Cabenuva aman untuk orang dengan HIV yang sudah menjalani pengobatan dengan rejimen lain dan memiliki viral load tidak terdeteksi (atau <50 kopi/mL). Jadi memang bukan untuk pasien yang baru memulai pengobatan.
Apa keuntungan menggunakan ARV suntik jangka panjang ini?
Beberapa orang merasa terkurangi beban pengoabatan setiap hari dan harus membawa obat sekalipun sedang berlibur. Sehingga membuat status HIV mereka juga lebih aman terutama apabila harus meminum obat didepan orang lain saat alarm berbunyi.
Apa kekurangan pengobatan ini?
Sekalipun banyak orang menyukai pengoabatan jangka panjang ini, ada sebagian orang yang justru lebih memilih ARV oral harian. Terlepas dari efek samping setelah penyuntikan yang seringkali menimbulkan nyeri, efek samping lain yang umum juga dialami oleh orang yang menjalani pengobatan ini (demam, kelelahan, diare, gangguan pernafasan)
ARV dua rejimen.
Disisi lain untuk saat ini mulai dipasarkan ARV dengan menggunakan 2 rejimen : dovato (lamivudine+dolutegravir). Yang dalam penelitian Tango menyatakan bahwa penggunaan ARV 2 rejimen sama efektifnya dengan penggunaan ARV 3 rejimen dengan beban dosis dan efek samping yang tentunya lebih ringan.