BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

ARV Dan Efek Samping

11-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 16-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 142 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Banyak sekali pertanyaan masuk terkait efek samping ARV, dari yang sekedar ingin tau sampai yang benar-benar parno hingga menunda ARV.

Banyak tulisan yang berisi keluhan terkait efek samping arv yang sebenarnya hanyalah berdasarkan keparnoan karena memang tidak masuk akal. Sakit persendian, organ seks mengecil, sering merasa lemas, kulit kusam, rambut rontok, sering kesemutan, sering mimpi buruk, sulit konsentrasi hingga gangguan-gangguan lain yang sebenarnya akibat psikosomatik (penyakit/keluhan akibat pikiran, dan bukan karena infeksi) sampai mengganggu kehidupan dan aktifitas sehari-hari.

Hal inilah yang kemudian dijadikan "standar baku" bahwa efek samping ARV adalah sama dan memang terdengar seram, termasuk kerusakan organ dalam untuk konsumsi ARV jangka panjangnya. Faktanya setiap obat dibuat dengan keamanan dosis dan komposisi masing-masing, sehingga obat yang harus diminum setiap hari seumur hidup tentunya juga sudah melewati proses keamanan yang disetujui sebelum diberikan ijin edar.

Banyak sekali orang dengan HIV yang konsumsi ARV hingga lebih dari 10 tahun dan tetap sehat tanpa keluhan kesehatan apapun dengan menjaga pola hidup yang baik. Memang efek samping diawal pengobatan ARV pada umumnya adalah pusing, mual, ruam, hingga diare....itu adalah reaksi efek samping yang sangat umum terjadi sekalipun tidak semua orang mengalami dan hanya pada ARV tertentu. Efek samping itu hanyalah bersifat sementara dan akan semakin hilang dengan berjalannya waktu dan tubuh sudah mulai menyesuaikan dan terbiasa dengan ARV tersebut. Pada jenis ARV yang lebih baru efek samping ini bahkan tidak dirasakan oleh banyak orang. Bahkan tidak ada aturan minum obat yang harus disesuaikan dengan makan makanan tertentu, berbeda dengan jenis ARV yang lebih lama yang memiliki lebih banyak pantangan makanan yang apabila dilanggar akan memperburuk efek samping obat.
Untuk jenis ARV yang mengandung rejimen Tenofovir, Lamivudin dan Efavirenz (TLE) dan cukup banyak diresepkan, jenis ini sebaiknya diminum dalam  keadaan lambung kosong (tidak berdekatan jam makan), perlu menghindari makanan yang berprotein hewani tinggi, berlemak dan bersantan juga. ARV jenis ini disarankan untuk diminum sebelum waktu tidur dijam yang sama. Sementara untuk ARV jenis terbaru TLD dapat dikonsumsi dengan tau tanpa makanan tanpa ada pantangan jenis makanan apapun. TLD ini tidak disarankan untuk diminum malam hari sebelum tidur karena pada sebagian orang dapat mengalami efek samping insomnia. Jadi disarankan untuk diminum pagi atau siang, karena tidak akan mengganggu aktifitas keseharian.

Lalu apakah keluhan orang-orang yang mudah mengeluh karena ketidak tauannya ini layak dijadikan referensi hingga parno dan menunda ARV? Mengapa bukan berkaca pada orang-orang yang mampu bertahan lama dengan arv dan tetap sehat? Ataukah mungkin saat ini dengan adanya jenis ARV yang lebih ramah efek samping seharusnya keluhan-keluhan pasien terkait efek samping rejimen sebelumnya juga harus mulai diperhatikan?

Kenyamanan pasien untuk menjalani pengobatan jangka panjang perlu mendapat dukungan agar tidak perlu terputus atau berhenti menjalani pengobatan hanya karena efek samoing yang membuat mereka tidak nyaman. Mungkin sebelum adanya jenis ARV yang minim efek samping, akan mudah mengacuhkan keluhan terkait efek samping, karena tidak ada pilihan pengobatan lain, jadi mau tidak mau tetap harus dijalani (walaupun pada kenyataannya data pasien dengan HIV yang putus terapi ARV juga karena sebab tidak tahan dengan efek samping yang mengganggu kehidupan dan aktifitas mereka).

Secepatnya memulai terapi ARV dalam kondisi imunitas masih baik juga berpengaruh cukup  besar pada efek samping yang dialami, maka secepatnya HIV dapat ditekan dalam melakukan kerusakan imun lebih lanjut, yang berarti lebih cepat imunitas dipulihkan dan juga menghentikan penularan terhadap orang lain (viral load tidak terdeteksi berarti tidak lagi dapat menularkan HIV keorang lain).


Jadi saran terbaik apabila terganggu oleh efek samping adalah membicarakan dengan dokternya untuk kemungkinan berganti rejimen lain yang lebih ramah efek samping. Karena pengobatan ARV sangat penting untuk tetap berkelanjutan sehingga kenyamanan pasien juga perlu mendapatkan perhatian khusus.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Literasi ARV & Pengobatan

ARV Dan PrEP


07-Sep-2023 | Aan Rianto

TLD Dan Kualitas Hidup ODHIV


06-Aug-2023 | Aan Rianto

Perkembangan Pengobatan HIV


02-Sep-2023 | Aan Rianto

Dolutegravir Dan Kenaikan Berat Badan


01-Aug-2024 | Aan Rianto