Apakah Saya Boleh Berhenti Terapi ARV ?
Terakhir diperbaharui 14-Jun-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 216 kali
#faith2endaidsMenjalani terapi ARV memang butuh kedisiplinan dan komitmen agar ODHIV bisa sehat, dan memiliki kehidupan yang sama dengan orang tanpa HIV. Bisa sama-sama sehat, menjalani aktivitas sehari-hari, mengejar impian, memiliki angka harapan hidup yang sama dan yang tidak bisa dibantah adalah sama-sama tidak bisa menularkan secara seksual.
Seringkali muncul pertanyaan dari komunitas, "Viral load saya sudah tidak terdeteksi, apakah saya bisa berhenti terapi ARV ?"
Anggapan bahwa hasil tes viral load tidak terdeteksi dianggap bahwa virus sudah hilang total, infeksi HIV telah berakhir, atau "sembuh".
Sekalipun tes viral load menunjukan hasil tidak terdeteksi, terapi ARV harus tetap dilanjutkan, untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tidak dilemahkan dan diserang oleh HIV, dan sistem imun memiliki kesempatan untuk meregenerasi selnya yang sehat, sehingga pertambahan sel CD4 yang sehat juga akan meningkat sebagai indikator seberapa bagus imunitas tubuh membentengi dari infeksi lain.
Ketika ODHIV berhenti terapi ARV dalam beberapa saat dalam hitungan hari atau minggu jumlah viral load akan kembali bertambah banyak, dan ini akan menginfeksi CD4 yang sehat kemudian berimbas akan mengurangi jumlah CD4 dan jika kondisi ini dibiarkan dalam jangka waktu panjang, akan membuat ODHIV rentan terserang infeksi lain seperti TBC, CMV, toxoplasma yang biasanya menyerang ketika jumlah CD4 dibawah 200 sel/ml3.
Dalam jangka pendek mungkin tidak ada dampak yang terjadi ketika berhenti terapi ARV, dan ini tergantung dengan jumlah CD4 ketika memutuskan berhenti terapi ARV. Ketika semakin banyak jumlah CD4 akan semakin dampak kerusakan imun yang terjadi.
Mengapa terapi ARV harus tetap dilanjutkan ?
Ketika awal infeksi, HIV bereplikasi secara agresif menginfeksi sistem imun dan menyebar, dan ada sekumpulan sel yang beristirahat seperti sel memori CD4+ yang suatu waktu bisa kembali aktif tanpa batas waktu yang ditentukan dan terapi ARV juga belum bisa menebus sel reservoir ini. HIV juga menginfeksi di kelenjar getah bening dimana penetrasi terapi ARV kurang efektif untuk mengurangi jumlah viral load HIV.
Menghentikan terapi ARV juga akan membuat sistem imun (sel-T CD4 dan CD8) bekerja lebih keras melawan HIV sehingga peradangan atau inflamasi pada tubuh terjadi dalam waktu jangka panjang, dan ini akan menurunkan kualitas kesehatan yang tidak berkaitan dari HIV dan memperbesar resiko penyakit kardiovuskular. Kondisi peradangan berkepanjangan ini dapat mempengaruhi jumlah dan kondisi sel CD4 sehat.
Kondisi lain adalah resiko penularan baru HIV akan terjadi jika melakukan seks beresiko. WHO sendiri telah menetapkan bahwa viral load tidak terdeteksi secara efektif tidak menularkan HIV sepenuhnya, sedangkan angka viral load < 1000 kopi/mL resiko penularan HIV melalui seksual bisa diabaikan. Karena saat terapi ARV dihentikan akan ada kesempatan replikasi HIV yang kembali terjadi dan jumlah viral load semakin bertambah sehingga resiko penularan HIV juga akan meningkat Semakin banyak jumlah viral load akan berbanding lurus dengan semakin besar resiko penularan HIV dan resiko penurunan jumlah CD4 sehat yang membuat ODHIV lebih mudah terkena infeksi oportunistik.
Terapi ARV memberikan keuntungan yang lebih besar dan badan kesehatan dunia menyadari bahwa memulai terapi ARV setelah diagnosa akan memberikan keuntungan pada ODHIV dan juga negara, dari yang sebelumnya rekomendasi memulai terapi ARV pada saat CD4 < 350 kopi/mL.
Agar ODHIV juga termotivasi melakukan terapi ARV pemberian informasi U=U menjadi kunci agar berkomitmen memotivasi dan menghilangkan ketakutan menularkan HIV, bukan untuk menakut-nakuti seolah-olah terapi ARV yang dilakukan sia-sia, karena masih ada yang memberikan informasi U=U memiliki resiko penularan walaupun itu kecil.
Pemberian MMD juga penting agar ODHIV tidak harus pergi kelayanan setiap bulan, dan fokus pada pekerjaan mereka.