ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID

Terapi Pencegahan TBC (TPT) Pada ODHIV

08-Jan-2024 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 23-Apr-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 302 kali

#faith2endaids

...

Tuberculosis (TB) tetap menjadi pembunuh utama didunia. Resiko terinfeksi TB dipopulasi orang dengan HIV diperkirakan lebih tinggi 18% dibanding populasi lain. Ditahun 2020 ada sebanyak 8%  dari kasus penemuan TB baru adalah orang yang hidup dengan HIV. Dan ada sebanyak 214,000 kematian karena TB dipopulasi orang dengan HIV.
https://www.usaid.gov/global-health/health-areas/tuberculosis/tbhiv#:~:text=TB%20remains%20not%20only%20the,are%20a%20particularly%20deadly%20combination.

Infeksi TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan melalui udara pada saar droplet orang yang hidup dengan TB terhirup orang lain. TB tidak hanya menyerang paru-paru tetapi juga organ lainnya. TB dapat menyebabkan kematian saat tidak diobati. Saat masuk dan menginfeksi TB tidak selalu menjadi aktif, tetapi dapat bertahan dalam kondisi laten. TB laten ini tidak berkembang dalam tubuh dan tidak membuat seseorang sakit atau menimbulkan gejala. Sekalipun TB laten ini tidak dapat ditularkan keorang lain tetapi dapat menjadi TB aktif yang mengakibatkan pengidapnya menjadi sakit.

TB (aktif) termasuk salah satu infeksi oportunisktik yang sering dialami pada orang dengan HIV yang memiliki imun tubuh yang sudah cukup rusak. Kerusakan imun ini akan meningkatkan resiko terinfeksi TB pada orang dengan HIV.
Pengobatan ARV dapat mengembalikan kondisi imunitas tubuh dan mengurangi resiko TB laten menjadi TB aktif.

Apa saja gejala TB?
Setiap orang yang hidup dengan HIV perlu melakukan tes TB. Orang yang mengidap TB paru dapat memiliki gejala-gejala berikut :
1. Batuk kering atau berdahak dalam waktu yang lama
2. Nyeri dada
3. Kelelahan
4. Kehilangan nafsu makan dan berat badan
5. Demam sore
6. Keringat malam

Seperti diketahui bahwa TB aktif dapat menyebabkan kematian, untuk itu pengobatan TB hingga tuntas juga perlu dilakukan pada setiap orang yang terinfeksi TB.

Pada orang dengan HIV yang tidak mengalami infeksi TB perlu diberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) untuk mencegah terjadinya TB aktif. TPT dapat diberikan pada orang yang hidup dengan HIV yang tidak memiliki TB aktif.

Pencegahan TPT ini dapat menggunakan pilihan pengobatan pencegahan TB berikut:
1.  Isoniazid (6H), selama 6-9 bulan (setiap hari)
2.   Rifampicin + Isoniazid (3HR), selama 3 bulan
3.   Rifampicin (4R), selama 4 bulan
4.   Rifapentine 900mg + Isoniazid 900mg (3HP), selama 3 bulan, dosis seminggu sekali
5. Rifapentine 600mg + Isoniazid 300mg (1HP) setiap hari selama 1 bulan

Pengobatan pencegahan TB ini dapat dimintakan dilayanan tempat pengambilan ARV.

Mengapa Orang Dengan HIV perlu konsumsi TPT? 

  1. Orang dengan HIV harus sering pergi kunjungan kelayanan kesehatan untuk kontrol dan pengambilan ARV rutin sehingga resiko terinfeksi penyakit lain yang ditularkan melalui udara juga lebih tinggi
  2. Seringkali diagnosa HIV positif ditemukan saat kondisi imunitas sudah rusak (CD4 rendah) sementara TB dapat mengambil kesempatan untuk menginfeksi dengan mudah dan tanpa disadari
  3. Penyebab kematian pada orang dengan HIV hingga saat ini dikarenakan infeksi TB
  4. Sekalipun TB dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat, kita tidak selalu tahu kapan terinfeksi TB yang ditularkan melalui droplet diudara
  5. Sebagian besar orang di Indonesia hidup dengan bakteri TB yang bersifat laten dan akan menjadi aktif saat kekebalan atau imun tubuh menurun
  6. Terapi pencegahan TB hanya berlangsung 6 bulan, atau dengan jenis yang lebih baru hanya perlu waktu 3 bulan dengan konsumsi obat seminggu sekali
  7. Pencegahan TB tidak menyebabkan efek samping seperti pengobatan TB dan rata-rata efek samping tersebut dapat diringankan dengan obat-obatan lain (pada banyak kasus hanya cukup diberikan vitamin B6) 
  8. Terapi pencegahan TB tidak membahayakan (aman untuk) ginjal. 

Mitos yang beredar diluar seringkali mengatakan bahwa terapi pencegahan TB tidak perlu dilakukan selama menjaga pola hidup bersih dan sehat. Faktanya ada banyak orang yang melakukan pola hidup bersih dan sehat tetap terinfeksi TB. 

Informasi negatif lain yang tidak tepat (tapi sayangnya dipercaya) adalah, orang dengan HIV sudah terlalu banyak konsumsi obat, apalagi konsumsi ARV seumur hidup, apabila ditambah dengan pengobatan pencegahan TB maka ginjal akan rusak. Faktanya semua obat yang dikonsumsi dengan tepat dosis dan sesuai anjuran adalah aman, termasuk ARV yang harus dikonsumsi setiap hari (seumur hidup). Fakta lain membuktikan bahwa orang dengan HIV yang rutin minum ARV (hingga viral loadnya tersupresi) memiliki  kesehatan dan kondisi imunitas yang jauh lebih baik dibandingkan orang dengan HIV yang tidak konsumsi ARV. Mereka juga hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang lebih baik, lebih jarang sakit atau melakukan kunjungan kelayanan kesehatan untuk pengobatan. 

Sama seperti berbagai macam upaya pencegahan lain, terapi pencegahan TB juga memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tidak menjalani terapi pencegahan TB ataupun saat kemudian  terinfeksi TB dan harus menjalani terapi pengobatan TB.

Mencegah orang dengan HIV terinfeksi TB adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan harus mengobati infeksi TB aktif ataupun MDR (multi drug resistance

Orang yang sudah menjalani pencegahan TB dapat mengurangi resiko tertular TB hingga 3-4 tahun. Sama seperti pencegahan HIV, apabila dilakukan secara benar dapat mengurangi resiko tertular hingga 99%. Fungsi pencegahan tidaklah sama dengan pengobatan yang tentunya akan memiliki dosis lebih tinggi dan waktu pengobatan yg lebih lama. Pertimbangkan untuk melakukan dan memulai pencegahan sebelum sakit.

 

Artikel dari
Informasi dasar

Doa , Pengobatan Medis Dan Kesembuhan


21-Oct-2024 | Rizza Rezaly

Mengenal Doxy-PEP


09-Mar-2024 | Aan Rianto

Blip Viral Load


01-Sep-2023 | Aan Rianto

Infeksi Silang HIV


02-Jan-2024 | Aan Rianto

HIV Dan IMS


02-Feb-2024 | Aan Rianto

Menyusui Pada Perempuan Dengan HIV


07-Jan-2024 | Aan Rianto