ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID

ARV Sebagai Obat HIV

07-Oct-2024 | Rizza Rezaly

Terakhir diperbaharui 08-Oct-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 60 kali

#StigmaDiskriminasi #UndetectableUntransmittable #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #UequalsU #obatHIV #PenelitianHIV

...

Sering kali kita melihat konten di media sosial yang menciptakan ketakutan mengenai HIV. Banyak orang masih berpikir bahwa HIV merupakan virus yang sulit ditangani dan belum ada obatnya. Namun, faktanya, pengobatan HIV sudah jauh berkembang dengan hadirnya terapi antiretroviral (ARV).

Terlepas dari varian HIV yang spesifik, pengobatan HIV umumnya melibatkan kombinasi obat-obatan antiretroviral. Obat-obat ini bekerja dengan menyasar berbagai tahapan dalam siklus hidup virus HIV, seperti masuknya virus, transkripsi balik, integrasi, dan replikasi.

Ada beberapa kelas utama obat antiretroviral yang sering digunakan, masing-masing dengan cara kerja yang berbeda yaitu jenis

1. Penghambat transkriptase balik mencegah transkriptase balik HIV mengubah RNA HIV menjadi DNA. Ada 3 jenis obat dalam golongan ini : nukleosida, nukleotida dan non-nukleoosida.

2. Penghambat protease mencegah protease mengaktifkan protein tertentu di dalam virus yang baru diproduksi. Hasilnya adalah HIV yang belum matang dan cacat yang tidak menginfeksi sel baru.
 
3. Penghambat masuk (fusi) mencegah HIV memasuki sel. Untuk memasuki sel manusia, HIV harus berikatan dengan reseptor CD4 dan 1 reseptor lain, seperti reseptor CCR-5. Salah satu jenis penghambat masuk, penghambat CCR-5, memblokir reseptor CCR-5, mencegah HIV memasuki sel manusia.
 
4. Penghambat pasca-penempelan juga mencegah HIV memasuki sel, tetapi dengan cara yang berbeda dari penghambat fusi. Ini digunakan terutama untuk infeksi HIV yang resisten terhadap beberapa obat lain.
 
5. Penghambat integrase mencegah DNA HIV diintegrasikan ke dalam DNA manusia.
 
6. Penghambat perlekatan mencegah HIV menempel pada sel T inang dan sel kekebalan tubuh lainnya; sehingga mereka tidak dapat memasuki sel-sel tersebut.
 
Obat-obatan diatas akan mencegah replikasi atau perbanyakan HIV dalam sel dan secara siknifikan mengurangi jumlah HIV dalam darah dalam beberapa hari atau minggu. Apabila replikasi ini dapat diperlambat atau hentikan maka kerusakan yang disebabkan oleh HIV dapat dikurangi sehingga CD4 juga dapat kembali meningkat.

Terapi kombinasi Antiretroviral ( cART) yang menggunakan beberapa obat dari kelas yang berbeda dan diminum secara bersamaan, merupakan pendekatan standar dalam pengobatan HIV. Strategi ini terbukti efektif dalam menekan replikasi virus, mempertahankan fungsi sistem kekebalan, dan mengurangi risiko resistensi obat.
Resistensi karena dosis yang tidak tepat akan terjadi dalam proses waktu beberapa hari atau bulan tergantung dari jenis obat yang digunakan dan mengembangkan resistensi. Efektifitas pengobatan akan menjadi lebih efektif saat digunakan secara bersamaan dengan 2 atau lebih kombinasi obat.

Meskipun HIV memiliki beberapa varian tidak usah merasa ragu dan takut akan HIV karena obatnya sudah disediakan oleh pemerintah , pengobatannya tetap melibatkan penggunaan obat-obatan antiretroviral yang bekerja pada berbagai tahapan siklus hidup virus. Dengan kombinasi yang tepat, orang dengan HIV dapat memperoleh harapan untuk hidup sehat dan aktif, bahkan bisa tidak lagi menularkan HIV secara seksual.
Tetapi perlu diingat bahwa obat-obatan yang dipergunakan untuk mengobati HIV hanya dapat efektif apabila diminum secara konsisten. Terlewat dosis dapat menyebabkan resiko terjadinya resistensi dan virus akan tetap bereplikasi.