Apakah Dolutegravir Lebih Baik Dibanding Efavirenz
Terakhir diperbaharui 16-Feb-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 160 kali
#faith2endaidsSekalipun saat ini ARV rejimen TLD (Tenofovir Lamivudin Dolutegravir) merupakan jenis rejimen terbaru dan sudah mulai diedarkan beberapa tahun belakangan, negara kita belum pernah melakukan penelitian apapun terkait penggunaan ARV rejimen ini.
Dalam salah satu penelitian di Chengdu, China menunjukkan hasil bahwa perbaikan CD4 dalam rejimen kombinasi DTG (Dolutegravir) lebih baik dibanding rejimen kombinasi yang menggunakan EFV (Efavirenz). Penekanan viral load dalam kelompok yang menggunakan rejimen DTG juga terlihat lebih baik. Mungkin ini juga mengapa rejimen DTG dijadikan dasar rekomendasi utama pengobatan HIV untuk lini satu dan dua dibanyak negara.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ARV dengan rejimen berdasar DTG lebih unggul dibandingkan EFV. Update dari WHO juga menyatakan bahwa rejimen berdasar DTG dijadikan pilihan utama untuk pengobatan lini satu dengan EFV dosis yang lebih rendah (400mg) sebagai pilihan alternatif.
Untuk penekanan viral load hingga mencapai HIV-1 RNA <50 cpm, kelompok yang menggunakan DTG membutuhkan waktu 185 hari sementara kelompok yang menggunakan EFV membutukan raya-rata waktu 374 hari.
Dalam penelitian lain ditemukan bahwa partisipan yang menggunakan EFV juga mengalami efek samping neuropsychiatric dan ruam serta berhenti pengobatan karena efek samping yang lebih besar.
Selain hal diatas, alasan TLD menjadi rekomendasi sebagai obat ARV lini satu dan dua:
1. ARV dengan dasar rejimen DTG (TLD) memiliki efek samping yang lebih ringan
2. Lebih cepat menekan viral load dan juga meningkatkan CD4
3. Lebih tahan resistensi karena juga memiliki waktu paruh obat yang lebih panjang
4. Memiliki interaksi obat yang lebih kecil dengan obat-obatan lain
Jadi sekalipun tidak mau melakukan perbandingan tentunya setiap penemuan ARV jenis baru harus selalu lebih baik daripada generasi sebelumnya, bukan?
Efek samping jangka panjang pada neuropsychiatric juga kiranya perlu dipertimbangkan mengingat pengobatan ARV harus dilakukan seumur hidup.
Untuk saat ini TLD dapat dipergunakan oleh pasien baru ataupun pasien yang mengalami resistensi dengan pengobatan lini satu. Sama amannya dengan TLD saat digunakan sebagai pengganti pengobatan HIV lini dua. Hal ini menunjukkan bahwa TLD direkomendasikan sebagai pengobatan utama HIV untuk semua orang yang hidup dengan HIV dantidak memiliki kasus khusus yang membutuhkan penanganan tertentu.