Penyebab Pengobatan HIV Menjadi Tidak Efektif
Terakhir diperbaharui 17-Aug-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 305 kali
#UndetectableUntransmittable #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #obatHIV #UequalsU #peoplefirst #letcommunitiesleadKegagalan virologi pada pengobatan HIV bisa diartikan pengurangan jumlah salinan RNA HIV (viral load) setelah pengobatan dilakukan dan jumlah viral load tetap terdeteksi diatas batas ambang tersupresi (lebih dari 1000 kopi/mL) dan jumlah virus tetap bertambah banyak sekalipun pengobatan HIV berjalan.
Kriteria kegagalan virologi adalah gagal mempertahan viral load < 1000 kopi/mL selama 6 bulan, berbeda halnya dengan blips yang mana kondisi viral load terdeteksi namun masih dalam jumlah yang rendah (<1000 kopi/mL) dan ini hanya menjadi peningkatan sementara dan tidak perlu merubah regimen pengobatan.
Sedangkan kegagalan imunologi adalah tidak ada peningkatan atau bahkan penurunan jumlah CD4 setelah pengobatan dilakukan. Dan kegagalan klinis bisa diartikan gejala yang terkait HIV atau infeksi yang didefinisikan sebagai AIDS (bukan gejala yang diakibatkan secara langsung HIV) muncul atau kambuh.
Kegagalan virologi HIV menjadi salah satu kunci penting keberhasilan pengobatan HIV, dan kunci ODHIV tidak bisa menularkan HIV secara seksual dan bisa sehat dan memiliki kualitas hidup yang sama seperti orang tanpa HIV adalah viral load tidak terdeteksi dan diimbangi keberhasilan imunologi.
Namun tidak dapat dipungkiri ada sebagian ODHIV yang sudah menjalani pengobatan HIV namun jumlah virus masih terdeteksi diatas ambang tersupresi 1000 kopi/mL, atau pengobatan tidak berpengaruh pada jumlah virus dan gagal mencegah replikasi HIV untuk menginfeksi sel imun yang sehat.
Beberapa penyebab kegagalan pengobatan HIV yang umum adalah :
- Kepatuhan yang buruk
- Resistensi obat
- Penyerapan obat yang buruk
- Dosis obat yang tidak memadai/sesuai
- Interaksi dengan obat lain
Pergantian regimen pengobatan bisa dilakukan sebagai solusi agar masalah kegagalan virologi bisa teratasi, terlebih obat antiretroviral generasi terbaru menawarkan efektivitas yang lebih baik, lebih rendah resiko resistensi, dan lebih minim efek samping, dan perlu dipertimbangkan juga obat kombinasi dosis tetap (FDC) untuk memperbaiki kepatuhan pengobatan untuk mempermudah aktivitas ODHIV dan sangat meminimalisir untuk lupa dosis yang harus di minum jika sebelumnya meminum obat dalam dosis satuan.
Dalam penelitian yang menghasilkan konsensus Tidak terDeteksi = Tidak Menularkan (U=U) dimana orang dengan HIV tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya secara seksual juga jelas dinyatakan bahwa perilaku seks tanpa kondom dengan pasangan yang hidup dengan HIV dan memiliki viral load tersupresi tetap menunjukkan tidak adanya penularan baru, yang artinya perilaku berisiko seks tanpa kondom tidak menyebabkan kembali terdeteksinya viral load.
https://www.sfaf.org/collections/beta/raw-sex-what-the-research-says-about-risk-when-youre-undetectable/