Apakah orang yang terinfeksi HIV akan selamanya memiliki antibodi positif?

Pada sebagian orang yang hidup dengan HIV dan sudah menjalani pengobatan ARV secara efektif, mencapai viral load tidak terdeteksi secara konsisten seringkali saat melakukan tes antibodi secara rapid akan mendapatkan hasil negatif. Hasil negatif ini adalah negatif palsu karena antibodi yang terbentuk saat sudah menjalani pengobatan HIV dan tidak terdeteksi sudah terlalu sedikit sehingga seringkali tidak lagi dapat dideteksi atau terbaca dalam pemeriksaan antibodi secara tes cepat. Hasil pemeriksaan darah secara laboratorium akan lebih akurat dalam mendeteksi keberadaan antibodi HIV sekalipun jumlahnya sedikit.

Hal ini pula yang seringkali dipahami sebagai "sembuh" sehingga tidak lagi mau melanjutkan pengobatan. Informasi yang selama ini mengatakan bahwa saat sudah terinfeksi HIV maka seumur hidup akan selamanya memiliki status antibodi selalu positif. Saat mereka melakukan pemeriksaan cepat dan mendapatkan hasil tes antibodi negatif maka mereka beranggapan bahwa sudah "sembuh" sehingga tidak perlu lagi menjalani pengobatan karena juga merasa sudah sehat. Beberapa bahkan kemudian beranggapan bahwa hasil tes HIV pertama yang mereka lakukan adalah suatu kesalahan hasil, dimana mereka merasa memang tidak pernah terinfeksi HIV sejak awal.

Jadi memang penting untuk memastikan bahwa pasien memahami apa fungsi pengobatan ARV, bagaimana mengartikan hasil viral load tidak terdeteksi, dan bagaimana mereka memahami kemungkinan mendapatkan hasil negatif palsu dikemudian hari. Hal ini tentunya tidak mudah mengingat sebagian besar peer educator, bahkan tenaga kesehatan masih beranggapan bahwa sekali terinfeksi HIV maka seumur hidup hasil pemeriksaan tes HIV akan selalu positif.
Jadi apakah kesalah-pahaman informasi ini juga dianggap sebagai salah satu penyebab pasien berhenti menjalani pengobatan juga akan menjadi perhatian penting bagi para aktifis dan peer educator HIV?