BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Apakah Penggunaan ARV 2 Rejimen Pada Kasus Resistensi Aman?

15-Jan-2024 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 20-Feb-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 69 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Selama lebih dari 30 tahun pengobatan HIV selalu menggunakan kombinasi obat yang terdiri dari 3-4 rejimen. Kombinasi obat ARV yang terdiri dari 3-4 rejimen ini masih menjadi standar pengobatan HIV hingga saat ini yang juga secara signifikan memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan orang dengan HIV yang berarti juga meningkatkan harapan hidup mereka.
Sejak pertengahan tahun 2000an mulai ada penelitian-penelitian yang dilakukan dengan mengembangkan obat-obatan kombinasi 2 rejimen untuk meminimalisir efek smaping, interaksi obat, resiko toksisitas dan terutama untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan pengobatan. Selama 20 tahun pengobatan HIV dengan menggunakan ARV 2 rejimen (dolutegravir+lamivudine) menunjukkan efektifitas yang sama dengan pengobatan 3 rejimen

Sebelumnya penggunaan ARV 2 rejimen dengan dolutegravir dan lamivudine dijadikan rekomendasi untuk peralihan bagi orang dengan HIV yang pernah menjalani pengobatan ARV (rejimen lain) dan memiliki viral load tersupresi, dan tidak memiliki riwayat gagal terapi atau resisten baik terhadap dolutegravir ataupun lamivudine.

Salah satu penelitian besar yang pernah dilakukan SOLAR-3D menunjukkan bagaimana respon keberhasilan terapi pengobatan terhadap individu yang pernah memiliki riwayat resistensi terhadap dolutegravir ataupun lamivudin yang bisa terlihat saat dialihkan ke jenis 2 rejimen

Penelitian yang dilakukan selama 96 minggu hanya menyertakan orang dengan HIV yang memiliki viral load diatas 200 cpm, tidak pernah mencapai viral load undetectable <50 cpm atau menunjukkan resistensi secara genotype test terhadap lamivudine.
Setelah 96 minggu penelitian tidak ditemukan perbedaan yang menyolok dalam kelompok yang masih memiliki viral load diatas 50 cpm, yakni 4% dari kelompok yang memiliki riwayat resistensi terhadap lamivudine dan 2% dari kelompok yang tidak mengalami resistensi lamivudine. Kejadian blips antara 50 cpm-200 cpm juga tidak terlalu menyolok dalam kedua kelompok yang diteliti.

Sekalipun hasil penelitian ini seharusnya juga membawa angin segar untuk pengurangan dosis, efek samping, toksisitas dan juga pembiayaan, masih diperlukan data penelitian lebih banyak untuk penerapan pengobatan HIV dengan ARV 2 rejimen dari populasi yang memiliki riwayat resistensi terhadap lamivudine.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Literasi ARV & Pengobatan

TLD Untuk Rejimen Alternatif Lini 2


06-Aug-2023 | Aan Rianto

Perkembangan Pengobatan HIV


02-Sep-2023 | Aan Rianto

Mengenal Dolutegravir


01-Sep-2023 | Aan Rianto

Gangguan Saraf Pada Rejimen ARV


11-Jan-2024 | Aan Rianto