BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Pengobatan ARV Dan Pembatasan Aktifitas

21-Jan-2024 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 24-Aug-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 343 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Bagaimana ARV membatasi aktifitas orang yang hidup dengan HIV?

Banyak orang yang hidup dengan HIV mengeluhkan hidupnya tidak sama lagi seperti sebelum terinfeksi HIV. Pengobatan ARV sekalipun mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan orang yang hidup dengan HIV secara signifikan dan juga mencegah penularan lebih lanjut kepasangannya seringkali tidak cukup menjadi alasan untuk tetap menjalani pengobatan ini. Selain pengobatan ini membatasi aktifitas mereka sebelumnya, mereka juga merasakan adanya tekanan-tekanan yang harus dihadapi, termasuk kondisi-kondisi tertentu saat harus minum obat ARV ini.

Beberapa jenis ARV mengharuskan diminum dalam kondisi perut kosong dan menghindari jenis makanan tertentu untuk meringankan efek samping dari pengobatan ARV. Beberapa ARV lain mensyaratkan makan terlebih dulu untuk menghindari gangguan lambung yang kemudian muncul. Ada jenis ARV yang setelah dikonsumsi menyebabkan diare, dan ada jenis lain yang mengharuskan orang yang mengkonsumsinya segera tidur.
Ada jenis ARV yang harus diminum dua kali perhari dengan jumlah pil yang cukup banyak.

Hal ini tentunya dirasa menjadi pembatasan bagi orang-orang yang sebelumnya bisa menikmati hidup sepenuhnya atau memiliki lingkar sosial yang cukup luas dan aktif. Beberapa orang memilih melewatkan dosis ARV karena alasan ini. Sebagian lain enggan melanjutkan pengobatan karena kekuatiran diketahui orang lain saat minum obat. Mereka mengkuatirkan akan terganggunya kehidupan sosial mereka apabila harus minum ARV malam hari.

Saat ini sudah tersedia (di Indonesia) jenis obat ARV (bukan vitamin) yang tidak memiliki batasan-batasan seperti jenis ARV konvensional, dengan efek samping yang sangat minim dan jumlah obat hanya satu butir yang perlu diminum hanya satu kali perhari.
TLD (Tenofovir Lamivudin Dolutegravir) dapat diminum pagi, siang atau sore (diwaktu yang sama) tanpa harus mengganggu aktifitas keseharian. Karena jumlah obat yang harus diminum hanya satu tentunya juga mengurangi kekuatiran diketahui orang lain. Berbeda dengan jenis ARV lain, TLD dapat disarankan untuk diminum sesuai jadwal berikut :
1. Jam 9 pagi saat tiba dikantor
2. Jam 12 siang saat jam istirahat dan makan siang
3. Jam 5 sore saat sebelum pulang kantor
Jam diatas dapat dengan mudah diaplikasikan bahkan tanpa menggunakan alarm sekalipun. Lalu bagaimana saat bulan puasa? Pengobatan jenis TLD ini (berbeda dengan rejimen jenis lain) memiliki toleransi yang cukup baik sehingga dapat diganti jamnya dan diminum saat buka puasa. TLD dapat diminum sebelum, dengan atau sesudah makan tanpa mempengaruhi efektifitas obat.

Karena TLD dapat diminum pagi, siang atau sore hari jadi pada sebagian orang yang masih melakukan aktifitas dimalam hari tetap dapat menjalankan aktifitasnya tersebut tanpa perlu kuatir akan terganggu efek samping obat atau kehilangan aktifitas sosial dimalam hari. Orang-orang yang bekerja di shift malam juga masih dapat melakukan aktifitas kerjanya atau menjalankan kendaraan sekalipun tanpa perlu menyiapkan alasan menghindari penugasan shift malam.
Beberapa orang yang mengkonsumsi TLD dimalam hari mengalami insomnia sehingga perlu memikirkan kembali perubahan jadwal minum obat agar tidak terlalu berdekatan dengan jam tidur.

TLD juga tidak berinteraksi atau dipengaruhi efektifitasnya dengan makanan yang dikonsumsi sebelum, sesudah atau bahkan dengan TLD. Makanan protein tinggi, berlemak dan bersantan juga tidak mempengaruhi efektifitasnya atau memperburuk efek samping. Ini yang kemudian menjadi kelebihan TLD dibandingkan rejimen ARV konvensional lainnya sehingga juga tidak perlu menjadi penghalang aktifitas sosial malam hari.

Pengobatan HIV terbaru saat ini sudah sangat disesuaikan dengan kebutuhan pasien termasuk efek samping yang sangat minim dan juga keamanan konsumsi dalam jangka panjang.
Well ,sebagian orang akan tetap mengatakan setiap obat memiliki efek samping, setidaknya saat ada jenis yang memiliki efek samping lebih rendah dan memiliki efektifitas sama lalu mengapa tidak beralih pengobatan? Mengapa tetap menggunakan jenis yang memilik banyak "pembatasan"?

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Informasi dasar

Pentingkah TPT ?


24-Mar-2024 | Aan Rianto

Mengenal Pencegahan TBC Pada ODHIV


09-Mar-2024 | Aan Rianto

Perlindungan Dari IMS Setelah Resiko


07-Jun-2024 | Aan Rianto

Positif HIV, Apa Yang Harus Dilakukan?


11-Sep-2023 | Aan Rianto