Seperti kita ketahui bersama bahwa ASI (air susu ibu) dapat menjadi media penular HIV dari ibu dengan HIV positif ke bayi karena HIV juga dapat terdapat dalam cairan tubuh ibu, termasuk dalam ASI. Berikut adalah penjelasannya:
1. Cairan Tubuh yang Mengandung HIV: HIV dapat ditemukan dalam darah, sperma, cairan rahim, dan cairan rektum. HIV juga dapat berada dalam ASI ibu yang HIV positif. Dalam kasus ibu positif HIV sudah menjalani pengobatan ARV dn memiliki viral load tersupresi maka resiko penularan ini menjadi sangat kecil.
2. Mekanisme Penularan: HIV dapat ditularkan melalui membran mukosa atau luka terbuka. Saat bayi menyusu, HIV dapat masuk ke tubuhnya melalui membran mukosa di tenggorokan atau usus. Kemungkinan ini juga dapat diperburuk terutama saat bayi tidak diberikan ASI ekslusif atau selama pemberian ASI juga diberikan makanan lain pengganti ASI termasuk susu formula sehingga berpotensi terjadi iritasi perlukaan pada lambung (terutama di 6 bulan pertama). Dan sistem imun pada bayi masih dalam tahap berkembang dan sangat rentan terhadap infeksi (termasuk HIV).
3. Risiko Penularan: Risiko transmisi HIV melalui ASI dapat dikurangi dengan pengobatan antiretroviral (ART). Jika ibu HIV positif menjalani ART dan mencapai supresi viral (jumlah virusnya tidak terdeteksi dalam darahnya), risiko penularan melalui ASI sangat rendah, walaupun belum sepenuhnya nol.
4.
Rekomendasi Kesehatan: Ibu HIV positif yang ingin menyusui bayinya harus mendapatkan konseling yang berbasis bukti dan mendapatkan dukungan untuk menjalani ART secara konsisten. Jika ibu memilih untuk menyusui, sangat penting untuk terus menjaga supresi viral dengan ART. Bahkan menurut rekomendasi WHO terbaru ibu positif HIV dengan
viral load tersupresi dapat menyusui bayinya hingga umur 24 bulan atau lebih.
Rekomendasi WHO untuk perempuan positif HIV yang menyusui bayi
Secara keseluruhan, meskipun ada risiko penularan HIV melalui ASI, risiko ini dapat sangat dikurangi dengan pengobatan yang tepat dan dukungan medis yang baik.
Lalu bagaimana dengan penularan HIV melalui ASI pada orang dewasa?
Pertanyaan yang sangat bagus. Sebenarnya, ASI dari ibu positif HIV memang mengandung HIV, tetapi ada beberapa faktor yang membuatnya tidak menularkan HIV ke orang dewasa dengan mudah:
1. Sistem Imun Dewasa: Sistem imun orang dewasa lebih kuat dan lebih mampu melawan infeksi dibandingkan dengan bayi yang masih dalam tahap perkembangan dan memiliki sistem imun yang belum sepenuhnya matang. Ini membuat orang dewasa lebih tahan terhadap potensi penularan HIV melalui ASI.
2.
Saluran Pencernaan Dewasa: Saluran pencernaan orang dewasa berbeda dengan bayi. Orang dewasa memiliki enzim pencernaan dan asam lambung yang lebih kuat yang dapat membantu menghancurkan virus sebelum dapat menginfeksi tubuh.
lihat juga artikel
apakah oral seks dapat menularkan HIV?
3. Paparan yang Lebih Sedikit: Bayi yang menyusu dari ibu positif HIV terus menerus terpapar ASI, sementara orang dewasa kemungkinan hanya terpapar dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, jika ada.
4. Rute Penularan yang Berbeda: HIV lebih mudah menular melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi karena melibatkan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh yang mengandung konsentrasi virus yang tinggi. ASI, meskipun mengandung virus, tidak memiliki konsentrasi yang sama tinggi dan tidak memiliki rute masuk yang mudah ke dalam aliran darah orang dewasa.
Jadi, kombinasi dari faktor-faktor ini membuat penularan HIV melalui ASI lebih berisiko bagi bayi yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dan paparan yang lebih sering, dibandingkan dengan orang dewasa.