ARTIKEL DOKUMEN GALERI POSTER ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG EQUALS_ID KONTRIBUTOR EQUALS_ID MITRA EQUALS_ID

HIV Dan Kecemasan (Anxiety)

13-Oct-2024 | Rizza Rezaly

Terakhir diperbaharui 15-Oct-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 71 kali

#UndetectableUntransmittable #edukasiHIV #HIV #ODHIVBerhakBahagia #KualitasHidup #KesehatanMental #WTHIR2024 #KesehatanJiwa #KesehatanFisik

...

Kita tahu bahwa pengobatan HIV telah berkembang pesat, dan memungkinkan lebih banyak orang untuk dapat hidup panjang dan sehat dengan virus ini. Tetapi, pengobatan HIV bukan hanya soal pil dan suntikan. Ada musuh lain yang seringkali luput dari perhatian yaitu kecemasan. Hasil dari konferensi ilmiah Treatment, Wellness, and Infectious Disease Research (TWHIR) 2024 di Baltimore baru-baru ini menyoroti betapa pentingnya peran kesehatan mental, khususnya dalam mengatasi kecemasan, untuk mencapai keberhasilan pengobatan HIV.

Studi-studi yang dipresentasikan di konferensi menunjukkan hubungan yang kuat antara tingkat kecemasan yang tinggi dan kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan viral suppression. Viral suppression, atau penekanan jumlah virus (viral load), adalah kondisi di mana jumlah HIV dalam darah sangat rendah sehingga tidak dapat dideteksi oleh alat pemeriksa. Ini adalah tujuan utama pengobatan HIV, karena hal ini secara signifikan mengurangi risiko penularan hingga NOL dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV sehingga mereka dapat memiliki kualitas hidup dan kesehatan sama seprti orang lain yang hidup tanpa HIV.

Bayangkan , seseorang sedang berjuang menekan jumlah HIV agar tetap tidak terdeteksi (TDTM) , dan di tengah perjuangan itu, ia juga harus menghadapi kecemasan yang menggerogoti pikiran dan tubuh. Kecemasan dapat mengganggu tidur, mengurangi nafsu makan, dan bahkan membuat sulit untuk mengingat untuk minum obat secara teratur. Kecemasan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal, ternasuk juga stigma buruk yang berkaitan dengan HIV dan juga perlakuan-perlakuan diskriminasi yang seringkali akan mengganggu kesehatan mental orang yang hidup dengan HIV dan sedang berjuang mempertahankan kepatuhan pengobatannya. Semua ini dapat menghambat proses penyembuhan dan membuat pencapaian viral suppression menjadi jauh lebih sulit.

Mengalami kehilangan dukungan baik keluarga, orang terdekat maupun komunitas, kehilangan pekerjaan dan kekuatirantidak akan mampu bekerja dengan baik, kehilangan orang terdekat yang selama ini memberikan dukungan . Selain itu juga adanya perasaan tertekan karena "harus" memberitahukan status HIV-nya keorang lain, mengatur waktu pengobatan dan jadwal pengambilan obat yang akan menjadi lebih sulit apabila orang tersebut bekerja sebagai karyawan dengan jam kerja yang sudah ditentukan, ketakutan terhadap anggapan orang kain kalau mengetahui statusnya, kekuatiran akan perburukan kesehatan dan lain sebagainya.

Disisi lain HIV dan pengobatan ARV juga berpengaruh pada komplikasi-komplikasi : gangguan saraf ringan yang juga berpengaruh pada kesehatan mental, pikun (dementia), penyusutan sel otak, atau juga terjadinya peradangan pada otak.

Bagaimana orang dengan HIV dapat memperbaiki kondisi kesehatan mental mereka?
Penelitian menunjukkan bahwa memulai pengobatan sesegera mungkin setelah diagnosa positif adalah hal terbaik yang dapat dilakukan. Tentunya juga dengan diiringi kepatuhan yang baik sehingga kerusakan sel tubuh yang disebabkan oleh HIV dapat segera dihentikan dan kondisi imunitas dapat ditingkatkan kembali.
Pengobatan ARV sendiri pada beberapa orang dapat membantu mengurangi kecemasan apabila mereka memahami bahwa ARV yang mereka minum akan membuat mereka tetap sehat dan tidak lagi dapat menularkan keorang lain. Sayangnya beberapa jenis ARV justru menyebabkan gejala-gejala depresi, kecemasan, gangguan tidur, mood swings yang dapat memperburuk kondisi kesehatan mentalnya.

Konferensi TWHIR 2024 menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam perawatan HIV. Ini berarti tidak hanya fokus pada pengobatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental pasien. Para ahli menyarankan agar skrining dan penanganan kecemasan menjadi bagian integral dari perawatan HIV. Integrasi layanan kesehatan mental, seperti terapi atau konseling, ke dalam perawatan HIV dapat membantu pasien mengelola kecemasan mereka dan meningkatkan peluang mereka untuk mencapai dan mempertahankan viral suppression /TDTM. Jadi kesehatan kondisi mental juga akan berpengaruh banyak pada keberhasilan penekanan viral load HIV.

 

 

 

 

Artikel dari
Kesehatan Mental

Kesehatan Mental Dan HIV


30-Aug-2023 | Aan Rianto

Support System Untuk ODHIV


30-Aug-2023 | Aan Rianto

Efek Nocebo Pada Pengobatan


17-Dec-2024 | Rizza Rezaly

Seks Positif


16-Jan-2024 | Aan Rianto

Tekanan Sosial ODHIV


11-Sep-2023 | Aan Rianto

Hidup Dengan HIV


02-Sep-2023 | Aan Rianto