5 Fase Kesedihan Pada Saat Mengetahui Status HIV
Terakhir diperbaharui 11-Jan-2025
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 213 kali
#KesadaranHIV #HidupSehat #DampakPsikologisHIV #MendukungOrangDenganHIV #ODHIV #equals_id #KesehatanMental #OrangDenganHIV #ProsesEmosional #MenanggapiDiagnosaHIVKehilangan dan perubahan besar merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Ketika menghadapinya, wajar jika merasakan berbagai emosi yang kompleks dan terkadang membingungkan. Untuk memahami proses ini, dapat melihat **5 fase kesedihan** yang diperkenalkan oleh psikiater Elisabeth Kübler-Ross.
1. Fase Penyangkalan (Denial): Pada fase awal ini, cenderung menyangkal kenyataan yang terjadi. Mungkin merasa mati rasa, atau tidak percaya. Penyangkalan merupakan mekanisme pertahanan diri yang membantu memproses informasi secara perlahan.
2. Fase Marah (Anger): Setelah penyangkalan mulai memudar, mungkin merasakan kemarahan yang meluap-luap. Mungkin marah pada diri sendiri, orang lain, situasi, bahkan pada Tuhan. Kemarahan merupakan reaksi alami terhadap rasa sakit dan ketidakadilan yang dirasakan.
3. Fase Tawar-menawar (Bargaining): Pada fase ini, berusaha untuk "menawar" dengan kekuatan yang lebih tinggi atau takdir. Mungkin berjanji untuk menjadi orang yang lebih baik atau melakukan sesuatu yang berbeda jika saja situasi dapat berubah. Tawar-menawar merupakan upaya untuk mendapatkan kembali kendali dan harapan. Manifestasi dari fase ini adalah mereka seringkali berandai-andai pada waktu sebelum terinfeksi bisa melakukan hal yang tidak menempatkan diri mereka pada hal yang membuat mereka tidak beresiko dan bahkan sama sekali tidak melakukan kegiatan yang membuat beresiko tertular HIV. Emosi yang dominan adalah merasa bersalah, ketakutan akan masa depan yang akan berbeda, pada orang secara umum.
4. Fase Depresi (Depression): Ketika kenyataan mulai terasa, mungkin jatuh ke dalam kesedihan yang mendalam. Merasa putus asa, kehilangan motivasi, dan menarik diri dari lingkungan sosial. Depresi merupakan reaksi alami terhadap kehilangan dan perubahan yang signifikan.
5. Fase Penerimaan (Acceptance): Fase terakhir ini bukanlah tentang merasa bahagia dengan situasi yang ada, melainkan tentang menerima kenyataan dan belajar untuk hidup dengannya. Mulai menemukan cara untuk beradaptasi dan melanjutkan hidup. ODHIV yang sudah menerima status HIV-nya akan termotivasi untuk patuh pengobatan mereka agar tetap sehat dan tidak menularkan lagi secara seksual tanpa kondom, dan mereka optimis memiliki kehidupan yang sama dengan orang tanpa HIV.
Pada sebagian besar orang fase diatas dilalui secara bertahap berurutan dengan variasi waktu yang berbeda disetiap fasenya. Sementara pada orang lain urutan fase bisa diatas bisa tidak mengikuti urutan. Bahkan pada sebagian orang yang sudah dalam fase acceptance masih bisa kembali ke fase bargaining saat ada hal-hal yang memicu. Fase diatas akan terus berlangsung sepanjang hidup orang tersebut karena berkaitan dengan pengalaman hidup. Yang perlu dijaga adalah agar perubahan fase diatas dapat berlangsung dengan nyaman dan dalam kesadaran penuh sehingga saat mencapai fase acceptance tidak kembali lagi ke fase -fase sebelumnya.