Isu HIV bukanlah sekedar isu medis, saat ini sudah beririsan dengan isu sosial karena menyangkut stigma dan diskriminasi dan juga banyaknya informasi kurang tepat yang bersifat negatif. Sehingga pendampingan pada orang yang hidup dengan HIV juga tentunya menjadi berbeda dengan pendampingan pada pasien medis biasa.

Lalu bagaimana memberikan pendampingan sehingga mampu memotivasi orang yang memang butuh dukungan:
1. Siapkan semua jawaban dari berbagai pertanyaan yang mungkin akan muncul dari klien, kalau kita pernah diposisi yang sama tentunya juga memiliki "pertanyaan dasar" yang sama saat baru terdiagnosa positif.
Akan sangat tidak masuk akal sudah sekian lama kita bergelut dengan isu HIV melalui berbagai komunitas tapi masih belum juga menemukan jawaban atas pertanyaan dasar diatas.

2. Tanyakan semua ketakutan dan kekuatiran klien  (semuanya), baik penularan, pengobatan, efek samping ataupun apa "kata orang" yang selama ini didengar dan dipercayanya.
Bantu jawab dari berbagai pandangan yang positif jangan membuat semakin down apalagi dengan jawaban klasik "HIV belum ada obatnya dan tidak bisa disembuhkan...."
Kira-kira apa yang akan ada dipikiran kita saat dokter mengatakan hal tersebut pada saat kita baru mengetahui status HIV positif?

3. Bantu jawab semuanya hingga tidak ada lagi pertanyaan tersisa dan klien tenang bahwa semua ketakutan, kekuatiran atau dan pertanyaannya ada jawabannya.
Saat masih ada pertanyaan yang terisisa karena enggan ditanyakan biasanya pertanyaan tersebut akan terus menggantung dan mempengaruhi kehidupan psikologi dan sosialnya.....

4. Permasalahan ada untuk dihadapi dan diatasi bukan dihindari (apalagi dengan menyembunyikan diri).....ini juga berlaku dengan permasalahan stigma.
Stigma dapat dihadapi bahkan dilawan dengan dasar pengetahuan yang bagus dan selalu update.

Apabila kita tidak pernah update informasi terkait isu HIV sejak 5 tahun lalu sebaiknya jangan menawarkan diri untuk menjadi pendamping atau konselornya karena malah akan membuat down dengan jawaban yang mungkin dirasa bertentangan karena sangat mungkin klien justru lebih memiliki informasi yang lebih baru dari sosial media tahu jejaringnya.

Penting dipahami bahwa semua jawaban harus dipikirkan dari sisi sudut pandang dan psikologi klien jangan sampai malah menimbulkan masalah stigma atau pemahaman baru yang malah negatif, jadi memang harus berhati-hati bahkan dalam MEMILIH  bahasa dan istilah, apalagi untuk isu yang masih sangat tertutup dan banyak diliputi mitos dan stigma. Mungkin perlu diingat bahwa konseling tidak akan selesai dalam waktu 5 menit, siapkan minimal 40 menit setiap sesinya dan tidak akan mungkin selesai dalam satu sesi.