Apakah Kondom Masih Dibutuhkan Ketika Viral Load Tidak Terdeteksi?
Terakhir diperbaharui 17-Feb-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 120 kali
#faith2endaidsApakah kondom tetap diperlukan saat kedua pasangan positif HIV dan undetectable?
Ya kondom tetap diperlukan untuk mencegah IMS lain dan kehamilan yang tidak diinginkan atau saat viral load masih cukup tinggi. Kondom juga tetap diperlukan saat akan melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak diketahui kesehatan seksualnya. Saat orang dengan HIV menjaga viral load tersupresi dan patuh ARV maka ODHIV tersebut tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya secara seskual sekalipun seks dilakukan tanpa kondom. Ini disebut #UequalsU atau U=U Undetectable=Untransmittable atau dalam bahasa Indonesia Tidak terDeteksi=Tidak Menularkan (TDTM).
Kondom tidak lagi diperlukan untuk pencegahan penularan HIV saat viral load tersupresi dan pasangan tidak memiliki IMS.
Oh tapi kan ada infeksi silang, apalagi saat dilakukan dengan pasangan yang sama-sama positif.
Kalau kita percaya bahwa PrEP sangat efektif dalam mencegah orang negatif tertular HIV, maka ARV (yang rejimennya lebih komplit daripada PrEP) dan diminum setiap hari akan memberikan perlindungan yang lebih baik daripada PrEP terhadap infeksi/varian HIV lain bagi ODHIV tersebut......
Dengan meminum PrEP secara rutin (sesuai anjuran) maka orang yang negatif HIV dapat memiliki resiko yang jauh lebih rendah dari penularan HIV. Jadi orang yang positif HIV saat tetap meminum ARV sesuai anjuran dosis dan viral loadnya tidak terdeteksi juga akan memiliki perlindungan yang sama seperti orang negatif yang konsumsi PrEP.
PrEP memberikan perlindungan dari infeksi HIV hingga 99%, sementara ARV yang diminum orang yang positif HIV memiliki rejimen yang lebih komplit daripada PrEP dan diminum setiap hari tentunya juga akan memberikan perlindungan yan lebih baik dari infeksi ulang HIV varian lain.
Dan ini juga merupakan dasar dari prinsip TDTM (Tidak Terdeteksi=Tidak Menularkan) atau U=U yang sudah jadi kesepakatan global sejak 2018 dan diperkuat dengan pernyataan WHO sejak 2023.
Belum ada kasus terjadinya resistensi karena muatsi virus saat orang dengan HIV tetap patuh pengobatan dengan viral load tidak terdeteksi tetapi melakukan seks tanpa kondom dengan pasangan yang juga memiliki status HIV positif yang sama. Peningkatan viral load tidak terjadi karena seorang ODHIV melakukan seks tanpa kondom, tetapi lebih karena adanya resiko resistensi, baik karena sering terlupa, pernah beberapa kali putus ARV ataupun obat yang diminumnya ternyata tidak mampu mengendalikan HIV-nya saat ini. Penyebab-penyebab ini kemudian membuat resiko akan terjadinya resistensi meningkat.
Prinsip pencegahan pada PrEP (Pre Exposure Prophylaxis) juga dapat mencegah seseorang terinfeksi HIV saat minum antiretroviral sesuai rekomendasi.