BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Apakah Kondom Berpori-pori ?

22-Sep-2024 | Sandy Jay

Terakhir diperbaharui 22-Sep-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 86 kali

Jadikan artikel favorit

#StigmaDiskriminasi #UndetectableUntransmittable #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #equals_id #UequalsU #UequalsU #peoplefirst #letcommunitieslead

...

Infeksi HIV sampai saat ini masih dianggap momok yang menakutkan bagi sebagian besar orang yang baru saja melakukan seks, terlepas menggunakan kondom atau tidak. Padahal sejak kemunculan kasus HIV secara global pada dekade 1980 kondom menjadi alat pencegahan seks yang aman dengan digunakan secara konsisten.

Beredar informasi sekalipun menggunakan kondom dengan benar dan tidak ada kerusakan pada kondom, HIV akan tetap bisa masuk melalui melalui pori-pori kondom.

Apakah ini benar terjadi ?

Pertama kondom yang beredar pada saat ini dan tersedia dipasaran sebagian berbahan dasar lateks dan poliuretan yang memang sudah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration/Badan Pengawasan Makanan dan Obat/ BPOM di US) untuk pencegahan kehamilan, penularan HIV dan IMS seperti klamidia, gonore dan hepatitis B. Agar kondom lulus uji dan bisa digunakan oleh konsumen, harus menjalani tes kebocoran udara, kebocoran air, dan uji tarik (yang mengukur kelenturan kondom).

Pada pengujian laboratorium pada kondom lateks yang utuh sangat efektif mencegah sperma atau mikroorganisme untuk keluar dari kondom, termasuk HIV yang ukurannya lebih kecil dari hepatitis B.

Ada 2 studi terpisah untuk mengukur ukuran pori-pori kondom lateks, pada studi pertama yang dilakukan U.S National Institutes of Health menemukan bahwa tidak ditemukan pori-pori kondom setelah diperiksa dengan mikroskop pada pembesaran obyek dengan magnifikasi 2.000x. Studi lain oleh Consumers Union menggunakan mikroskop scanning elektron dengan magnifikasi 30.000x yang mana bisa mendeteksi partikel HIV, menemukan bahwa permukaan kondom bergelombang namun tidak ditemukan pori-pori walaupun itu direnggankan.

Pada kenyataanya kondom berbahan dasar kulit domba tidak disarankan sebagai alat pencegahan HIV dan IMS karena tidak memiliki perlindungan ekstra, karena memang ada pori-pori yang menjadi rute masuk mikroorganisme masuk kedalam tubuh. 

Ukuran pori-pori kondom berbahan dasar kulit domba 10 kali lebih besar daripada ukuran HIV dan 25 kali lebih besar hepatitis B.

Di Indonesia sendiri kondom yang dijual dipasaran umumnya berbahan dasar lateks atau poliuretan, dan kondom berbahan dasar itu sangat efektif mencegah HIV, dan kondom berbahan dasar lateks juga harus berstandar ISO 4074 dan ISO 23409 untuk berbahan dasar poliuretan. Dan kondom berbahan dasar kulit domba juga tidak populer dan sudah ditinggalkan selain itu biaya produksi akan lebih mahal, dan penggunaan tali pengikat akan mungkin mengurangi kenyamanan penggunaannya. 

 

Kata kunci : #StigmaDiskriminasi, #UndetectableUntransmittable, #faith2endaids, #edukasiHIV, #HIV, #ODHIV, #equals_id, #UequalsU, #UequalsU, #peoplefirst, #letcommunitieslead
Artikel dari
Pencegahan HIV

Pencegahan HIV Dengan PrEP


01-Sep-2023 | Aan Rianto

Dapivirine Sebagai PrEP (Dapi Ring)


12-Jan-2024 | Aan Rianto

Kapan PrEP Tidak Di Perlukan?


30-Aug-2023 | Aan Rianto

Kunci Utama Pencegahan Penularan HIV


30-Aug-2023 | Aan Rianto

PrEP Tersedia Di Indonesia


30-Aug-2023 | Aan Rianto