PrEP atau Pre Exposure Prophylaxis (pencegahan pra pajanan) adalah ARV 2 rejimen yang dipergunakan untuk orang negatif HIV dan saat ini sudah tersedia di Indonesia. PrEP di Indonesia adalah ARV yang terdiri dari kombinasi rejimen emtricitabine dan tenofovir disoprofil fumarate .

PrEP dapat dikonsumsi setiap hari atau berdasarkan kebutuhan sehingga dapat disesuaikan kebutuhan. Beberapa orang akan mengalami efek samping ringan selama penggunaan PrEP : mual, pusing, ataupun gangguan pencernaan. Apabila gejala ini mengganggu silahkan dibicarakan dengan dokter.

PrEP mencegah resiko paparan HIV pada orang tanpa hiv yang memiliki resiko terpapar HIV hingga 99% dan untuk resiko penggunaan jarum suntik hingga 74%. Sama seperti obat-obatan lain termasuk ARV untuk dapat bekerja secara efektif maka PrEP harus diminum sesuai aturan yang direkomendasikan diwaktu yang sama. Pengguna PrEP juga harus melakukan pemeriksaan HIV dan IMS secara rutin setiap 3 bulan.

Efektifitas PrEP sebagai upaya pencegahan transmisi HIV akan meningkat apabila dikombinasi dengan pencegahan transmisi HIV lainnya : testing, kondom dan juga VL tersupresi (bagi pasanganyang hidup dengan HIV)

PrEP diperuntukkan bagi orang negatif HIV yang memiliki latar belakang berikut:
1. Sering melakukan aktifitas seks tanpa kondom
2. Pernah terinfeksi menular seksual 3 bulan terakhir
3. Memiliki pasangan positif HIV yang : baru memulai pengobatan ARV, sering lalai pengobatan ARV, VL belum tersupresi, ingin memulai program kehamilan
4. Pengguna narkoba suntik (efektifitas lebih rendah).

Sama seperti obat-obatan lain (termasuk ARV) bahwa PrEP harus diminum secara rutin tepat waktu.

Enggan minum obat setiap hari? Ada pilihan penggunaan kondom yang lebih praktis yang juga efektif mencegah infeksi menular seksual lainnya.