Tes HIV Menggunakan Cairan Mulut
Terakhir diperbaharui 13-Mar-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 290 kali
#faith2endaidsMengapa Tes HIV menjadi penting?
Tes HIV pada orang yang berumur 13-64 tahun setidaknya perlu dilakukan sekali sebagai bagian dari tes kesehatan mereka. Untuk orang yang memiliki resiko lebih tinggi (pengguna narkoba dengan jarum suntik yang digunakan bergantian, melakukan seks tanpa kondom ataupun memiliki pasangan seksual lebih dari satu) atau aktif secara seksual maka tes ini disarankan untuk dilakukan lebih sering.
Orang yang mengetahui status HIV-nya tentunya juga dapat menentukan apa yang akan dilakukan untuk menjaga kesehatannya sendiri. Untuk yang positif HIV dapat direkomendasikan untuk kepatuhan ARV sehingga tidak lagi dapat menularkan ke orang lain. Sementara apabila hail tes negatif maka dapat melakkan langkah pencegahan yang lebih efektif dengan menggunakan PrEP dan (atau) kondom.
Apakah kita bisa melakukan tes HIV sendiri dan bagaimana cara kerjanya?
Tes HIV mandiri dapat dilakukan dirumah secara sendiri atau dengan bantuan orang yang memahami penggunaannya. Alat tes HIV mandiri yang terbaru saat ini menggunakan cairan mulut atau oral fluid yang bisa didapat melalui layanan puskesmas atau menghubungi petugas LSM HIV setempat. Tes HIV mandiri ini dapat dengan nyaman dilakukan dirumah, kantor atau tempat lain yang dirasa nyaman.
Tes ini menggunakan cairan mulut dengan menyeka alat tes kesekitaran gusi bagian atas dan bawah yang kemudian dimasukkan ke cairan buffer yang sudah disediakan. Tes ini akan memunculkan 1 garis setelah 20-40 menit yang artinya negatif. Apabila muncul 2 garis maka dianggap hasilnya adalah positif atau terinfeksi HIV (reaktif). Untuk hasil positif dua garis maka perlu dilakukan pemeriksaan konfirmasi di puskesmas atau rumah sakit. Sekalipun alat ini cukup sensitif, selalu ada hasil (walaupun sangat kecil) positif palsu.
Perlu diperhatikan bahwa tes cepat antibodi HIV akan valid setidaknya 3 bulan setelah infeksi. Hasil positif palsu juga dapat terjadi saat hasil tes dibaca setelah waktu yang ditentukan. Sementara untuk negatif palsu dapat muncul pada orang dengan HIV yang sudah menjalani pengobatan ARV beberapa waktu.