Mitos mengatakan bahwa orang dengan HIV akan selalu (dan pasti akan menularkan HIV kepasangannya dan anaknya)
Faktanya: orang dengan HIV (ODHIV) dapat memiliki anak negatif sekalipun dilahirkan oleh ibu positif HIV. Seorang yang hidup dengan HIV (ODHIV) dapat tidak menularkan HIV  kepasangannya selama patuh ARV dan menjaga viral load-nya tidak terdeteksi.

Orang edngan HIV dengan Viral Load tidak terdeteksi sudah tidak lagi dapat menularkan HIV kepasangannya secara seksual (sekalipun melakukan seks tanpa kondom) sehingga dapat memiliki anak dengan pencegahan penularan yang disarankan.

Fakta Tidak terDeteksi=Tidak Menularkan (TDTM) sudah diakui WHO bahwa Viral Load Undetectable mencegah penularan HIV  hingga 100% (U=U, Undetectable = Untranmittable). Hal ini secara pengakuan sosial seharusnya tidak perlu lagi adanya stigma dan perbedaan karena oranf dengan HIV yang viral load-nya tidak terdeteksi sama dengan orang tanpa HIV , yaitu sama-sama tidak lagi dapat menularkan HIV. Lalu dasar stigma atau diskriminasi apa lagi yang layak atau boleh diberikan??

Semua orang memiliki hak yang sama untuk diperlakukan secara sama tanpa perbedaan atau diskriminasi apapun. HIV positif hanyalah status medis yang seharusnya tersimpan rapi direkam medis poli atau layanan kesehatan, sama seperti riwayat kesehatan lainnya, tanpa perlu mempengaruhi kehidupan sosial seseorang. Orang dengan HIV yang tetap patuh ARV dan menjaga Viral Loadnya tidak terdeteksi adalah orang yang bertanggungjawab dan berperan serta menghentikan penularan HIV lebih lanjut. Mereka adalah pejuang stigma yang menjaga pasangan dan orang terdekatnya agar tidak tertular HIV dengan tetap patuh ARV setiap Hari

Jadi masih layakkah mereka mendapat stigma dan diskriminasi dalam kehidupan mereka???

Kepatuhan ARV mereka dan kegigihan menjaga viral load tidak terdeteksi adalah salah satu cara menghentikan penularan HIV keorang lain, yang seharusnya membuat orang tanpa HIV dapat hidup lebih tenang tanpa kuatir tertular saat semua orang yang hidup dengan HIV dapat hidup tanpa stigma dan menjaga kepatuhan pengobatannya. Mendukung upaya pengobatan dan tidak melakukan stigma dan diskriminasi pada orang yang hidup dengan HIV juga sama seperti upaya untuk menghentikan penularan baru HIV.

Pengobatan ARV bagi orang yang hidup dengan HIV ini juga dianggap sebagai upaya pencegahan penularan baru HIV, jadi penting untuk mendukung kampanye terkait HIV status secara lebih positif, termasuk dorongan untuk melakukan tes dan tau status HIV seseorang, sehingga saat positif dapat langsung melakukan pengobatan dan apabila negatif dapat melakukan langkah pencegahan lain termasuk dengan akses PrEP.