Gejala HIV Yang Sering Ditanyakan
Terakhir diperbaharui 07-Aug-2024
Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit
Telah di baca 1210 kali
#StigmaDiskriminasi #faith2endaids #edukasiHIV #HIV #ODHIV #equals_id #obatHIVSeperti kita ketahui ada banyak informasi yang beredar mengenai gejala HIV, bahkan yang kemudian berkontradiksi menyatakan HIV tidak memiliki gejala apapun.
Apakah benar tubuh tidak memberikan reaksi atau gejala apapun saat terinfeksi HIV?
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan bukan bagian tubuh tertentu sehingga gejala yang ditimbulkan juga tidak spesifik atau khusus. Pada umumnya infeksi awal HIV menimbulkan gejala yang sangat umum seperti juga gejala flu atau masuk angin biasa : demam, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan (lemas), ruam, diare yang baik diobati atau tidak akan hilang sendiri.
Demam
Demam adalah reaksi tubuh yang sangat umum dan normal saat terjadi infeksi virus. Demam yang bertahan selama beberapa hari menunjukkan bahwa sistem imunitas seseorang masih berfungsi baik dalam melawan infeksi (HIV). Pada orang dengan HIV yang tidak diobati, demam dapat terjadi dan berulang beberapa kali dan berlangsung hingga beberapa minggu. Demam ini juga dapat diobati dengan mudah dan akan kembali muncul dalam beberapa waktu.
Pada umumnya demam ringan dalam waktu singkat bukanlah hal yang perlu dikuatirkan. Tetapi apabila memang ada perilaku berisiko sebelumnya, maka tes HIV sangat disarankan untuk memastikan status HIV (setelah melewati masa jendela).
Pada orang dengan HIV yang sudah menjalani pengobatan apabila mengalami demam sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan layanan kesehatan karena kemungkinan adanya infeksi penyerta atau juga efek samping dari pengobatan ARV.
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan salah satu pertanda bahwa tubuh sedang melawan suatu infeksi (bukan hanya HIV). Pembengkakan yang sering terjadi biasanya di area belakang telinga, dibawah dagu, ketiak ataupun selangkangan. Gejala ini juga seringkali diikuti oleh nyeri tenggorokan, batuk ataupun demam. Pembengkakan kelenjar getah bening ini bisa berlangsung selama 1 hingga 2 minggu tergantung penyebabnya. Untuk mengatasi dapat dilakukan : istirahat yang lebih banyak, minum banyak air (untuk mencegah dehidrasi) dan minum pereda rasa sakit (apabila dibutuhkan).
Silahkan kunjungi dokter apabila :
1. kelenjar tidak menghilang dalam 1 minggu dan atau semakin besar
2. terasa keras atau tidak bergerak saat ditekan
3. ada keringat malam yang disertai demam
4. ada benjolan mirip kelenjar getah bening diatas tulang selangka dada
5. mengalami kesulitan menelan atau gangguan nafas
Kandidiasis atau jamur
Jamur biasanya tumbuh dipermukaan kulit ataupun didalam tubuh. Pada umumnya sistem kekebalan tubuh akan mencegahnya untuk berkembang diluar kendali dan menyebabkna gangguan. Pada orang yang hidup dengan HIV dan tidak menjalani pengobatan sehingga sistem kekebalan tubuhnya , kondisi ini akan menyebabkan jamur kandida berkembang menjadi infeksi kandidiasis. Infeksi jamur ini dapat menyerang area mulut, saluran kerongkongan dan juga pernafasan. Kandidiasis ini juga dapat menginfeksi vagina yang seringkali juga ditandai dengan gejala keputihan yang lebih kental (yang terkadang juga tidak selalu menunjukkan gejala ini)
Gejala kandidiasi mulut yang sering terlihat dan mudah dikenali :
1. spot keputihan dibagian lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut ataupun tenggorokan
2. warna kemerahan dibagian pangkal lidah
3. mulut terasa kering seperti ada kapas dan mengganggu indra perasa
4. mulut lebih sensitif terhadap makanan pedas
5. berkurangnya nafsu makan
6. kesulitan menelan
Bagaimana pengobatan kandidiasis?
Untuk pengobatan kandidiasis yang ringan diarea mulut, kemungkinan dokter akan meresepkan clotrimazole (juga dapat dipergunakan untuk pengobatan kandidiasis vagina), miconazole ataupun nystatin. Apabila infeksi cukup berat maka akan diberikan fluconazole atau obat lain yang sesuai.
Ruam
Pada umumnya diawal infeksi HIV (pada beberapa orang) akan mengalami ruam yang seringkali disertai dengan gatal, nyeri yang juga disertai dengan gejala flu lainnya (demam dan pembengkakan kelenjar getah bening). Ruam ini juga tidak selalu menjadi gejala infeksi HIV. Ruam dan kondisi kulit pada orang dengan HIV juga sangat bervariasi dan tidak menunjukkan ciri yang khusus sebagai indikasi infeksi HIV dan tidak mudah dibedakan dengan infeksi lain.
Ruam ini biasanya (tidak selalu) terjadi dalam waktu 2 bulan setelah terinfeksi HIV dan dapat diatasi dengan pemberian krim anti gatal dan ruam.
Diare
Diare pada orang yang hidup dengan HIV pada umumnya terjadi di dua bulan awal infeksi HIV. Diare yang tidak segera ditangani dapat membahayakan kesehatan akibat dehidrasi dan juga malnutrisi. Diare pada orang dengan HIV juga tidak melulu karena infeksi virus, beberapa jenis ARV juga menyebabkan diare sebagai efek samping diawal pengobatan. Infeksi pada saluran pencernaan juga dapat menyebabkan terjadinya diare ini.
Diare juga dapat dipercepat penyembuhannya dengan melakukan hal-hal betikut:
1. minum lebih banyak cairan
2. menghindari kafein
3. menhindari sementara produk susu yang mengandung laktosa
4. mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung serat
5. menghindari makanan berminyak atau pedas
Sebagai penutup, perlu diingatkan lagi bahwa semua gejala diatas tidak akan selalu terjadi pada orang yang baru terinfeksi HIV. Diagnosa HIV hanya dapat ditetapkan dan tegakkan melalui pemeriksaan antigen, antibody atau viral load HIV, dan bukan berdasarkan gejala yang muncul.