BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

Apakah Benar Tes Viral Load Menjadi Tidak Akurat Setelah 6 Minggu ?

21-Apr-2024 | Sandy Jay

Terakhir diperbaharui 03-May-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 613 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Beberapa dari orang yang memiliki riwayat resiko tertular HIV ingin sekali mengetahui status HIV secepatnya, dan ini juga mengharuskan mereka untuk tes HIV.
Tidak bisa dipungkiri hal ini juga disebabkan oleh karena informasi terkait HIV yang sedemikian menakutkan. Termasuk anggapan bahwa HIV sebegitu mematikan sehingga saat tidak segera ditangani akan berbahaya, sekalipun mungkin faktor resiko baru dilakukan beberapa minggu (atau bahkan beberapa hari) sebelumnya. Mereka tidak bisa menunggu waktu 3 bulan untuk mendapatkan kepastian status HIV sebenarnya, karena tes antbodi HIV yang umum digunakan memiliki masa jendela paling lama 3 bulan. Hasil positif akan valid jika sekalipun dilakukan sebelum 3 bulan, dan hasil negatif akan tetap butuh konfirmasi lagi minimal 3 bulan dari resiko terakhir, dan jika di tes diatas 3 bulan jika negatif akan sama-sama akurat hasilnya.

Tes PCR RNA (Viral Load) HIV memiliki keunggulan memiliki masa jendela lebih singkat, dan bisa mendeteksi infeksi HIV sekitar 10-14 hari, dan tes PCR RNA HIV langsung mendeteksi materi genetik HIV dan tidak bergantung pada keberadaan antibodi tiap orang yang terbentuknya juga berbeda dalam rentang waktunya.

Tes PCR RNA HIV atau biasa disebut tes viral load juga menjadi solusi bagi orang yang mengalami kekhawatiran riwayat resiko penularan HIV, karena bisa memberikan hasil tes HIV seseorang sesungguhnya tanpa menunggu waktu 3 bulan, walaupun tes PCR RNA bukan tes rutin yang digunakan untuk diagnosa HIV karena selain biayanya yang mahal, dan juga waktu pengerjaanya bisa lebih lama daripada tes rapid yang biasa digunakan.

Ada anggapan bahwa, jika seseorang melakukan tes PCR RNA HIV setelah 6 minggu akan menjadi tidak akurat, karena HIV akan hilang dan masuk ke dalam jaringan yang tidak bisa terdeteksi oleh alat PCR. Anggapan ini tidaklah benar karena metode pemeriksaan yang dilakukan adalah menghitung jumlah HIV secara langsung dan bukan mencari antigen yang dalam beberapa minggu akan menghilang dan digantikan oleh antibodi.

Dari grafik diatas, bisa di terlihat bahwa RNA HIV sebagai materi genetik HIV akan terdeteksi paling cepat pada hari ke 10-11 lalu jumlahnya akan berangsur bertambah banyak, dan akan disusul terdeteksinya protein HIV yaitu antigen P24, dan lalu antibodi igM lalu berangsur menurun dan terakhir terbentuknya antibodi igG dan akan bertambah banyak. 

Grafik diatas juga menjelaskan, RNA HIV pada minggu ke-4 sampai 6 berada pada jumlah yang sangat banyak, terkadang bisa mencapai 1 juta kopi/mL, bahkan bisa 10 juta kopi/mL, pada fase akut ini jugalah ODHIV akan berada dalam kondisi sangat menularkan HIV dengan viral load yang jumlahnya sangat banyak, setelah keberadaan antibodi ini, jumlah viral load akan berkurang, namun bukan berada dalam tahap tidak terdeteksi, karena agar viral load berada di level tidak terdeteksi ODHIV harus melakukan terapi ARV. 

Jadi selama belum melakukan terapi ARV, viral load akan tetap terdeteksi dalam jumlah yang dengan mudah terdeteksi oleh tes PCR HIV, sekalipun setelah 6 minggu paparan.

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Tes HIV

Perbedaan Tes HIV Dan Masa Jendelanya ?


02-Sep-2023 | Aan Rianto

Tes HIV Menggunakan Cairan Mulut


02-Sep-2023 | Aan Rianto

Apa Arti Angka Pada Pemeriksaan HIV?


02-Jul-2024 | Sandy Jay