BERANDA ARTIKEL DAFTAR ARTIKEL FAVORIT SAYA DOKUMEN KONTEN EDUKASI ENDORSEMENT HOTLINE TENTANG KAMI

ODHIV Dan Makanan

10-Sep-2023 | Aan Rianto

Terakhir diperbaharui 13-Mar-2024

Estimasi waktu baca artikel sampai selesai menit

Telah di baca 210 kali

Jadikan artikel favorit

#faith2endaids

...

Mengapa memahami Food Safety (Keamanan Pangan) dan Nutrisi penting bagi orang dengan HIV?

HIV menyerang dan merusak sistem imun atau kekebalan tubuh yang membuat tubuh mengalami kesulitan untuk melawan infeksi. Terapi ARV membantu menekan HIV agar tidak merusak imun tubuh lebih lanjut. Diet dan Nutrisi yang bagus selain memperkuat imun tubuh juga membuat orang dengan HIV tetap sehat, membantu menjaga berat badan ideal dan menyerap arv lebih baik. Pada dasarnya diet bagi orang dengan HIV (ODHIV) sama dengan orang tanpa HIV : tercukupinya kebutuhan kalori sesuai berat badan dan aktifitas nya agar berat badan terjaga.
Sumber makanan mencakup asupan buah, sayuran, biji2an, protein hewani lain dan makanan bersumber dari susu.
Pilihlah makanan rendah lemak, garam dan gula berlebih.

Apa yang harus dihindari :
* Telur mentah atau setengah matang, termasuk mayonnaise buatan sendiri ataupun makanan lain yang tdk mengalami proses pemasakan.
* Daging, unggas ataupun seafood mentah dan setengah matang (terutama jenis kerang-kerangan).
* Susu, keju ataupun jus yang tidak dipasturisasi dalam proses pengawetan

Hindari air dan makanan yang terkontaminasi dengan urine atau feses , jangan meminum/menelan air kolam renang atau sungai. Berhati-hatilah dengan lalapan mentah. Demikian pula air minum yang tidak diketahui proses penyiapannya.

Lalu benarkah bahwa orang dengan HIV tidak boleh makan sate atau makanan yang dibakar lainnya?

Hidup dengan HIV pada dasarnya memberlakukan prinsip yang sama dengan orang tanpa HIV, terutama penting memahami kondisi imunitas yang dapat diketahui dari pemeriksaan CD4. Saat CD4 dibawah 200 pastinya akan banyak "perhatian khusus" yang diberlakukan dan harus diperhatikan.
Orang dengan HIV dapat memiliki sistem kekebalan tubuh yang dipulihkan sama dengan orang tanpa HIV (450-1600) tetapi dasar Food Safety atau keamanan pangan tetap harus diperhatikan terutama proses pengolahan, pemasakan, penyajian dan penyimpanannya.

Dasar2 food safety dapat disederhanakan menjadi :
* Cuci dan bilas : cuci tangan, peralatan maupun permukaan yang akan dipakai untuk penyiapan, pengolahan, penyajian ataupun penyimpanan makanan.
* Pisahkan: pisahkan makanan untuk menghindari perpindahan bakteri dari satu makanan ke makanan lainnya. Pisahkan makanan mentah dan matang, begitu juga alat2 yang dipergunakan.
* Pemanasan: gunakan termometer makanan untuk menjaga keamanan makanan baik saat pengolahan, pemasakan, ataupun penyajian.
* Simpan dikulkas: simpan makanan dikulkas atau freezer sekiranya akan rusak dalam 2 jam dalam suhu ruangan. 

Dengan memahami hal-hal diatas orang dengan HIV dapat memahami apakah makanan yang sudah dipersiapkan aman atau tidak.

Melarang memakan sate dengan alasan yang kurang tepat tetapi membiarkan mengkonsumsi air es  yang tidak jelas proses pembuatannya justru membahayakan kesehatan ODHIV tanpa disadari. Cobalah perhatikan lagi es batu warung, bagaimana dalam proses pengiriman hanya ditutup karung goni dan kemudian dicuci air mentah apakah lebih aman? Bagaimana dengan lalapan yang belum jelas proses pencuciannya? Yang lebih sering dicuci dengan air mentah yang belum tentu air yang bebas bakteri karena melewati filter atau penyaringan.

Berikan edukasi secara menyeluruh dan jelas, tidak hanya menakut-nakkuti saja dan memukul rata bahwa semua orang dengan HIV PASTI lebih rentan imunitasnya...

Sate sendiri apabila diperhatikan (terutama yang dijual dipinggir jalan, bukan restoran) mereka akan mengolesi sate yang sudah matang dibakar dengan bumbu yang masih ada dipiring tempat meletakkan sate mentah sebelumnya. Hal ini tentunya akan menyebabkan berpindahnya bakteri dari sate mentah dipiring sebelumnya ke sate yang sudah matang. Akibatnya dapat terjadi pencemaran bakteri salmonella ataupun e-coli kesate yang sudah matang yang dapat menyebabkan sakit perut. Jadi bukan konsumsi sate yang harusnya dilarang, melainkan edukasi keamanan pangan yang harusnya lebih dikuatkan. Silahkan untuk memperhatikan penyiapan sate apabila membeli dari warung dipinggir jalan. Pastikan sate yang sudah matang tidak diolesi bumbu atau diletakkan dipiring yang sama dengan sate mentah sebelumnya.

Lalapan yang seringkali menjadi santapan kegemaran juga perlu dicuci dengan air matang untuk pembilasan akhir sebelum disajikan. Bagaimana pencucian lalapan diwarung makan? Sudahkah kita memastikan bahwa lalapan dicuci dengan air matang?

Sambal dan saus yang tidak disiapkan segar, berapa lama sambal dan saus tersedia dimeja, bagaimana penyimpanan setelahnya, apakah sendok yang dipergunakan untuk mengambilnya dipastikan terpisah dan bersih?

Bagaimana dengan kebiasaan makan dengan tangan langsung, cukup bersihkah tangan dan tidak menyentuh benda lain selain makanan?

Hal-hal kecil tetapi sebenarnya cukup penting diperhatikan diatas dapat membantu orang dengan HIV untuk dapat lebih berhati-hati dalam memilihi makanan yang akan dikonsumsinya. Secara amannya, makanan panas harus tetap disajikan panas diatas suhu 60 derajat celcius, demikian pula makanan dingin tetap harus disajikan dingin kurang dari 5 derajat celcius. Suhu antara 5-60 derajat celcius adalah suhu ideal untuk berkembangnya bakteri yang mungkin saja dapat membahyakan kesehatan.

Untuk penyimpanan makanan baik di freezer ataupun lemari pendingin (chiller) makanan mentah dan makanan matang harus dipisahkan dan disimpan dalam kontainer tertutup untuk menghindari kontaminasi silang bakteri. Atau makanan matang diletakkan diatas makanan mentah dalam kemasan tertutup. Makanan dari freezer dan sudah di"cairkan" tidak boleh dibekukan kembali, jadi apabila hendak menyimpan bahan makanan di freezer, sebaiknya disimpan dalam porsi-porsi kecil sesuai kebutuhan.

 

Kata kunci : #faith2endaids
Artikel dari
Food Safety

Kebersihan Pangan


15-Jan-2024 | Aan Rianto

Sate Dan ODHIV


11-Sep-2023 | Aan Rianto